Cerita di Balik Desak-desakan Horor Stasiun Duri yang Sempat Viral - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Cerita di Balik Desak-desakan Horor Stasiun Duri yang Sempat Viral

Eskalator_Stasiun_Duri

Setelah sempat viral karena kepadatan tidak wajar yang terjadi di Stasiun Duri pada hari Minggu lalu, suasana di Stasiun Duri pagi ini tetap padat namun lebih kondusif. Dari hasil penelusuran, kronologi kejadian yang sempat viral terjadi karena banyaknya penumpang 'musiman' dari luar daerah menuju ibu kota.

Hal tersebut dikatakan Kepala Sub Urusan Perjalanan Kereta Api Daop II Tonny, dirinya menjelaskan saat itu banyak masyarakat yang belum mengetahui ada jalur lain untuk menyebrangi jalur antar kereta sehingga terjadi kepadatan di eskalator. Padahal kata Tonny banyak jalur lain yang bisa di akses masyarakat selain menggunakan eskalator.

"Padahal di bagian ujung kereta itu ada jalur untuk menyeberang (antar jalur) mungkin mereka pada nggak tau," kata dia, Selasa (3/4/2018).

Selain itu pada tanggal 29 Maret lalu terjadi perubahan sistem. Jalur tiga dan empat yang tadinya khusus KRL bisa dilalui kereta bandara. Sementara jalur lima yang tadinya hanya digunakan kereta bantara bisa juga digunakan jalur Duri -Tangerang.

"Jadi ini ada perubahan sistem yang komuter Tangerang yang tadinya mausk jalur 4 sekarang ini jalur 5. Karena sistem persinyalan untuk rangkaian 12 gak bisa masuk ke 4. Gerbong dengan jumlah 12 bisanya di jalur 5. Kan banyak yang belum tau, jadi banyak yang tertujunya ke eskalator. Sedangkan disana ada ada crosingnya, buat lewat antar jalur. Ini penumpukannya malah di arah eskalator penumpang banyak yang nggak tau," papar dia.

Sementara itu menurut informasi yang didapat detikFinance di lapangan dari petugas keamanan, pada tanggal 29 terjadi pergeseran jalur Duri-Tangerang dari jalur empat dengan delapan gerbong dipindah ke jalur lima. Kereta Bandara yang tadinya hanya bisa menggunakan jalur lima saat ini bisa menggunakan jalur tiga, empat, lima.

"Dulu sebelum tanggal 29 itu kereta bandara di jalur lima, KRL nggak lewat jalur lima. Tapi karena ada penambahan gerbong dari delapan jadi 12, kereta Duri Tangerang bergeser dari jalur empat ke lima. Kan kereta bandara cuma ikut parkir, dia pakai rel yang nggak terpakai sama KRL," papar dia.

Selain itu, setelah adanya pergeseran jalur dan penambahan gerbong kereta, petugas keamanan menjelaskan waktu kedatangan kereta Duri Tangerang menjadi 30 menit sekali dari yang biasanya 15 menit sekali.

"Itu nggak tau ya. Tapi pagi biasanya kan 15 menit sekali ini jadi 30 menit sekali. Kadang kan kereta di jalur satu dan dua nya telat, sehingga terjadi penumpukan penumpang, tanggal 29 Maret itu weekend banyak penumpang musiman, makanya pada nggak tahu dan akhirnya numpuk, bahkan kemarin itu petugas yang diperbantukan jadi 40 tapi memang suasananya padat," papar dia.

Kejadian ini merupakan dampak dari kebijakan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) yang melakukan penyesuaian layanan tambahan untuk mendukung Program Strategi Nasional yaitu Kereta Bandara. Jumlah perjalanan KRL lintas Duri-Tangerang PP diberlakukan 80 perjalanan KRL per hari, dari sebelumnya 90 perjalanan per hari.

Pengurangan frekuensi perjalanan ini dianggap sebagai biang keladi penumpukan penumpang di sejumlah stasiun yang dilayani pada rute ini. Kepadatan paling terasa di stasiun Duri.

Seorang penumpang KRL, Ibnu mengatakan, akibat waktu tunggu KRL yang semakin panjang, membuat penumpang kereta komuter lintas tersebut semakin menumpuk. Konsekuensinya, dia harus semakin berdesak-desakkan di dalam KRL.

"Ini hari Minggu sudah padat begini. Coba bayangkan saja kalau pas jam sibuk. Kereta lama nunggu, orangnya jadi banyak. Padahal kalau lihat kereta bandara kosong melompong," ucap Ibnu.

Untuk penanggulangannya PT KCI bakal menambah jumlah gerbong pada rangkaian kereta yang melintas di rute Duri-Tangerang dari delapan gerbong kereta menjadi 12 gerbong.

Vice President Corporate Communication PT KCI Eva Chairunisa menjelaskan, hal ini dilakukan sebagai kompensasi dari berkurangnya frekuensi perjalanan.

"Dalam waktu dekat KRL dua rangkaian formasi 8 gerbong yang saat ini beroperasi di lintas Duri-Tangerang akan diganti menjadi rangkaian yang menggunakan formasi 10 gerbong," kata dia kepada detikFinance.

Ia mengatakan, dengan demikian maka pihaknya akan menambah 4 gerbong dari total gerbong yang eksisting saat ini yaitu 36 gerbong.

"Maka setelah per tanggal 29 Maret formasi menjadi 2 rangkaian SF 8 gerbong dan dua rangkaian SF 12 gerbong secara keseluruhan dari empat rangkaian ada 40 kereta atau gerbong kapasitas angkut bertambah empat kereta. Per kereta dapat mengangkut hingga 250 orang kalau dilihat secara statis," kata dia.


(berita ini telah tayang di detik.com - Selfie Miftahul Jannah)