Pemerintah memastikan ajang Miss World 2013 tetap dilaksanakan di Bali. Keputusan ini berdasarkan hasil rapat koordinasi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo, serta Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar, Sabtu, 7 September 2013.
"Acara ini akan dilaksanakan dan tetap berjalan, tetapi disentralisir di pulau Bali," kata Agung Laksono, seusai melaporkan hasil rapat koordinasi ke Wakil Presiden Boediono, di kediaman dinas Wakil Presiden, Jalan Diponegoro, Jakarta, Sabtu sore. Menurut dia, dari pembukaan hingga penutupan, ajang Miss World akan digelar di pulau Dewata.
Dengan kepastian lokasi acara ini, Agung mengatakan kepolisian bakal merevisi izin keramaian yang sudah dikeluarkan di sejumlah lokasi di luar Bali yang rencananya dijadikan venue kontes kecantikan itu.
"Terdapat perubahan-perubahan dari acara Miss World yang benar-benar disesuaikan, baik aspirasi masyarakat dan juga demi kemajuan pariwisata Indonesia," ujarnya. Pemerintah pun berharap ajang ini bisa berlangsung dengan baik dan sukses.
Dalam rapat koordinasi, menurut Agung, pemerintah menampung berbagai aspirasi dari masyarakat ihwal pelaksanaan kontes ini. Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan berbagai persiapan yang dilakukan panitia Miss Word. Menurut dia, penyelenggaraan kontes itu sudah disesuaikan dengan norma dan kebudayaan serta adat istiadat Indonesia.
Karena itu, acara-acara yang dipandang tidak sesuai dengan norma dan budaya Indonesia ditiadakan di ajang kali ini. Misalnya, peragaan bikini atau pakaian renang oleh para kontestan.
"Bahkan diminta kepada panitia agar peserta menggunakan pakaian daerah Indonesia, ujar Agung. Dengan begitu, ada aspek pengenalan budaya Indonesia yang tinggi dalam ajang ini. "Saya kira ini juga sangat tepat."
Kepala Polri Jenderal Timur mengatakan, jajarannya sudah siap mengamankan pelaksanaan ajang Miss World. "Tentunya dilaksanakan oleh kepolisian daerah setempat dan dibantu oleh seluruh unsur, termasuk masyarakat," ucap dia, pada kesempatan yang sama. Menurut dia, jumlah personel yang bersiaga akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Sebelumnya, rencana pergelaran Miss World di Indonesia ditolak sejumlah kalangan. Salah satunya Front Pembela Islam (FPI). FPI menganggap ajang Miss Universe dan Miss World sama dengan pengumbaran maksiat. Karena itu, FPI tak percaya bahwa penyelenggaraan Miss World 2013 bakal steril dari acara mengumbar aurat.
Sumber: tempo.co