Kepolisian Inggris, Sabtu (17/8/2013), menerima informasi baru terkait kematian Putri Diana dan Dodi al-Fayed, termasuk dugaan bahwa ibunda Pangeran William itu dibunuh seorang prajurit Inggris.
Scotland Yard mengatakan mereka kini tengah menyelidiki informasi itu dan memeriksa kredibilitasnya.
"Kami memeriksa informasi itu namun ini bukanlah penyelidikan kembali (kasus kematian Diana)," demikian Scotland Yard.
Informasi itu disampaikan oleh mantan mertua prajurit tersebut kepada polisi metropolitan Inggris lewat kesatuan polisi militer.
Putri Diana, Dodi al-Fayed, dan sopirnya Henri Paul tewas setelah mobil Mercedes yang mereka tumpangi menabrak dinding terowongan Pont de l'Alma, tak lama setelah mereka meninggalkan Hotel Ritz, Paris pada 31 Agustus 1997.
Penyelidikan kasus kematian Putri Diana ini berlangsung hingga 90 hari dan memeriksa sebanyak 250 orang saksi.
Pada 7 April 2008, panel juri memutuskan bahwa Putri Diana tewas terbunuh akibat kelalaian dalam mengemudikan kendaraan.
Seorang mantan komisaris kepolisian Metropolitan Lord Stevens dalam laporannya yang dipublikasikan pada Desember 2006 menolak klaim bahwa Putri Diana dan Dodi al-Fayed tewas dibunuh.
Hasil penyelidikan Lord Stevens menyimpulkan Putri Diana tidak dibunuh mata-mata Inggris dan dia tidak sedang hamil saat meninggal dunia.
Pengawal Pribadi Trevor Rees (kiri), Putri Diana dan Dodi al-Fayed (tengah) dan Pengemudi Henri Paul (kanan) |
Hasil otopsi menunjukkan darah Henri Paul mengandung 1,74 gram alkokol per liter, atau dua kali batas maksimum yang diperbolehkan di Inggris.
Sumber: kompas.com