Blackberry saat ini tengah berjuang untuk sekedar bertahan hidup dari kebangkrutan. Pembuat smartphone asal Kanada ini baru saja mengumumkan bahwa dewan direksinya sudah setuju untuk mengeksplorasi strategi alternatif dan membuat sebuah komite spesial. Apa artinya?
Pada dasarnya ini adalah sebuah pengakuan secara publik mengenai masalah yang dialami BlackBerry, dan juga merancang rencana serius untuk menyelamatkan perusahaan yang dulu bernama Research in Motion ini.
Alternatif yang dimaksud adalah melakukan pembentukan perusahaan patungan (joint venture), menjual beberapa aset, atau menjual perusahaan secara langsung. BlackBerry telah menggunakan jasa J.P. Morgan sebagai penasihat finansial, serta dua perusahaan hukum, Skadden Arps dan Torys LLP sebagai penasihat urusan hukum.
BlackBerry menargetkan kenaikan penjualan model BlackBerry 10 sebagai masa depan perusahaan. "Kami percaya saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membahas strategi bisnis alternatif," kata Dattels seperti dilansir BBC pada Senin, 12 Agustus 2013.
Ketua Pemegang Saham BlackBerry dari Fairfax Financial, Prem Watsa, mengundurkan diri dari posisinya setelah pembentukan panitia. Watsa menyatakan dirinya menghindari potensi konflik kepentingan. "Saya akan terus menjadi pendukung BlackBerry, termasuk untuk dewan direksi dan manajemen, agar maju dalam proses," kata Watsa. Watsa menyatakan Fairfax Financial tidak berniat menjual kepemilikan sahamnya di BlackBerry.
BlackBerry mengalami kesulitan dalam beberapa tahun terakhir menghadapi persaingan saham yang kalah dari Apple dan Android dari Google.
Peneliti teknologi dari IDC, Francisco Jeronimo, menilai pernyataan BlackBerry dalam mempersiapkan panitia yang membuka kemungkinan penjualan perusahaan mengejutkan. "Jelas bahwa mereka belum menemukan investor yang berminat membeli BlackBerry atau membentuk partnership," kata Jeronimo.
Jeronimo menilai BlackBerry memiliki aset yang kuat dan merupakan salah satu pelaku industri telekomunikasi dengan portofolio yang diperhitungkan. "Pertanyaannya sekarang adalah berapa yang mereka minta dan apa yang mereka tawarkan," kata Jeronimo.
Perusahaan asal Kanada tersebut mengganti brand Research In Motion menjadi BlackBerry pada Januari 2013, bertepatan dengan peluncuran produk terbaru mereka, model BlackBerry 10. Pada kuartal terakhir, BlackBerry mencatat kerugian sebesar US$ 84 juta atau Rp 864,3 miliar dan diperkirakan akan terus merugi hingga akhir Agustus.
Tahun ini BlackBerry meluncurkan platform dan perangkat BlackBerry 10 baru, namun mereka tetap kehilangan pangsa pasar. Di Indonesia sendiri BlackBerry masih cukup kuat, namun dari lingkar kawan penulis, sudah cukup banyak pengguna BB yang beralih, baik beralih total meninggalkan BlackBerry sama sekali, ataupun beralih pelan-pelan dengan menggunakan platform lain terlebih dulu dan masih menggunakan BB sampai aplikasi BB Messenger untuk Android dan iOS resmi diluncurkan. Bagaimana dengan lingkar kawan Anda?
Sumber: teknoup.com, tempo.co