Komisaris Albertus Eko Budiharto (38), anggota Bagian Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat, yang disorot publik karena dihubung-hubungkan dengan kematian Kepala Cabang PT Verena Multi Finance, Bandung, Fransisca Yofie (34), berharap kasus pembunuhan Fransisca segera diungkap secara terbuka di persidangan.
”Saya justru ingin kasus ini segera diungkap secepatnya di persidangan karena saya yakin tidak terlibat. Tidak ada fakta hukum dan bukti-bukti yang menunjukkan keterkaitan saya dalam pembunuhan korban (Fransisca). Bahkan, kalau saya terbukti bersalah, saya siap dihukum mati,” kata Eko dalam wawancara dengan Kompas di Polda Jawa Barat (Jabar), Rabu (27/8) malam kemarin.
Nama Eko dihubungkan dalam kasus pembunuhan Fransisca setelah polisi yang memeriksa kamar kos korban di Jalan Setra Indah Utara II, Bandung, menemukan foto dan surat Eko.
Fransisca tewas pada Senin (5/8/2013) lalu setelah diseret sejauh satu kilometer dari pintu rumah kosnya. Meskipun sudah ada dua tersangka yang mengaku, yaitu Ade dan Wawan, banyak kalangan meragukan pengakuan tersangka. Apalagi, setelah muncul nama Eko sebagai anggota polisi yang pernah memiliki hubungan khusus dengan Fransisca.
Eko mengenal Fransisca tahun 2003 ketika korban melapor ke Kepolisian Sektor (Polsek) Astana Anyar karena mendapat ancaman dari mantan pacarnya. Waktu itu, Eko menjadi kapolsek. Setelah berkenalan, hubungan keduanya semakin dekat.
Namun, hubungan terputus setelah Fransisca tak mengembalikan mobil Eko yang dipinjam ibunya. Mobil baru dikembalikan setelah Eko melapor ke polisi. Sejak itu, mereka tidak lagi bertemu hingga Fransisca tewas dibunuh.
Keluarga terus dalami
Kuasa hukum keluarga Fransisca, M Tohir, mengemukakan, apa yang dikatakan Eko merupakan haknya. ”Namun, kami tetap ingin mendalami kasus ini,” katanya.
Sementara itu, Kepala Staf Medis Forensik RSUP Hasan Sadikin, Bandung, Noorman Herryadi menepis tudingan salah seorang ahli forensik di acara televisi yang mengatakan, hasil visum terhadap Fransisca dilakukan dokter umum.
”Pernyataan itu tidak benar dan kurang etis. Saya terlibat dalam otopsi itu dan dalam penanganannya ada tim yang salah satunya dokter umum,” katanya.
Sumber: kompas.com