Saat seseorang didiagnosis mengalami dyslipidemia (kadar kolesterol
tinggi dalam darah) parah, maka untuk mengobatinya dokter akan
memberikan obat penurun kolesterol yang harus dikonsumsi seumur hidup.
Mengapa begitu?
Dyslipidemia atau lebih dikenal dengan istilah
kolesterol tinggi, tidak memberikan gejala yang khas saat diderita
seseorang. Jika seseorang ketahuan mengalami kolesterol tinggi, maka
bisa dipastikan telah terjadi gangguan metabolisme kolesterol dalam
tubuhnya.
"Maka yang dilakukan adalah mengatasi gangguan
metabolisme kolesterolnya dengan memberikan statin (obat penurun
kolesterol)," jelas dr Em Yunir, SpPD, K-EMD, Kepala Divisi Metabolik
dan Endokrinologi Departemen Penyakit Dalam RSCM.
Hal ini
disampaikannya dalam acara Journalist Class 'Kolesterol, Diabetes &
Statin : Teman atau Lawan?' di Pisa Kafe, Jl. Gereja Theresia, Menteng,
Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Perlu diketahui, obat statin tidak
bisa hanya dikonsumsi 1 atau 2 kali, lalu berhenti setelah kadar
kolesterol kembali normal. Saat kolesterol dalam darah sudah mulai
terkendali, obat statin tetap harus dikonsumsi tetapi dengan dosis
diturunkan hingga seminimal mungkin.
Mengonsumsi obat statin
hanya saat kolesterol tinggi dan berhenti ketika kadarnya kembali normal
tidak akan memberikan manfaat pengobatan. dr Yunir menjelaskan untuk
pengobatan kolesterol yang diperlukan adalah kestabilan kadar obat dalam
darah.
"Yang diobati kan gangguan metabolismenya. Ketika minum
obat, kadar kolesterol memang kembali normal, tapi kan gangguan
metabolismenya masih ada. Kalau obatnya di-stop, ya kolesterolnya naik
lagi," jelasnya.
Oleh karena itu, pasien kolesterol tinggi perlu
melakukan kontrol berulang untuk dapat mengendalikan kadar kolesterol
dan dosis obatnya. Mungkin akan ada pengobatan seumur hiidup, tapi tetap
dengan dosis obat yang terkontrol. Dosis obat yang diberikan bisa lebih
rendah saat kadar kolesterol terkendali, atau lebih tinggi saat
kolesterol meningkat.
Selain mengonsumsi obat penurun kolesterol,
dr Yunir juga menganjurkan pasien kolesterol tinggi untuk mengatur pola
makan dan memperbanyak aktivitas fisik.
"Olahraga 30 menit
sehari, 150 menit seminggu sangat manjur untuk meningkatkan kadar
kolesterol baik dalam darah, dan menurunkan kolesterol jahat," tutup dr
Yunir.
sumber : detik.com