Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia (ASPERTINA) akan kembali menggelar acara peragaan busana bertajuk "Kondangan Peranakan Tionghoa". Acara ini akan diselenggarakan pada tanggl 15 November 2013 di Hotel Sangri-la, Jakarta.
"Aspertina memiliki tanggung jawab untuk menunjukan kesadaran budaya pada generasi muda. Budaya harus dimulai dari anak muda karena dari situlah suatu budaya bisa hidup, lestari atau bahkan mati. Indonesia punya sesuatu yang bisa dibanggakan dari budaya peranakan ini, bahkan sudah diakui dunia internasional," kata Andrew Susanto, ketua umum Aspertina.
Acara tahunan Kondangan Peranakan Tionghoa ini diadakan sebagai bentuk pengenalan dan pelestarian budaya peranakan Tionghoa di Indonesia. Acara Kondangan Peranakan Tionghoa kali iuni akan bekerja sama dengan Zema Management yang didirikan oleh Arzeti Bilbina dan Jamal Hasan.
Pada peragaan busana tahun ini, Aspertina akan menghadirkan delapan desainer senior ternama Indonesia yaitu Poppy Darsono, Samuel Wattimena, Itang Yunasz, Carmanita, Afif Syukur, Hengky kawilarang, Ferry Sunarto dan Geraldus Sugeng.
Poppy Darsono dan Samuel Wattimena, dua desainer yang turut hadir pada acara konfrensi pers di Resto Meradelima, Jakarta, Rabu (04/09/2013) memberikan gambaran mengenai koleksi yang akan dipamerkan.
"Saya sangat apresiasi budaya Peranakan, karena budaya itu bagian dari Indonesia sendiri. Saya melihat dari sejarah mengenai akulturasi yang luar biasa bagusnya untuk saya pelajari. Saya akan men-translate kebaya peranakan yang mengandung unsur budaya China, Eropa dan Jawa. Untuk tema belum ada, Its just a name. Yang penting adalah substansi budayanya," papar Poppy Darsono.
"Yang akan saya lakukan nanti adalah bagaimana saya bisa menafsirkan budaya di masa lalu untuk ditunjukan kepada generasi muda agar mereka bisa mengenalnya. Kita harus mengapresiasi kebudayaan sendiri.” tambah Poppy Darsono.
Dijumpai di acara yang sama pula, desainer Samuel Wattimena juga memaparkan koleksinya nanti. Samuel akan menampilkan rancangannya berupa baju peranakan untuk pria.
"Dulu budaya peranakan sangat kuat, sayangnya perkembangan teknologi membuat budaya semakin pudar. Saya sangat mengapresiasi bila ada komunitas yang ingin melestarikan budaya. Saya tidak akan menyentuh bagian wanita. Saya akan membuat pakaian pria yang bisa dikenakan generasi muda tanpa menghilangkan pakem dan ciri khas budaya aslinya," kata Samuel.
Selain acara peragaan busana, akan diadakan juga acara makan malam dengan hidangan khas Peranakan Tionghoa yang diolah oleh chef terbaik Hotel Mulia. Biaya tiket untuk menghadiri acara ini mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 10 juta dengan memesan langsung melalui Daniel di 085714201030 / email: inikabarku@gmail.com untuk informasi tiket masuk.