Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-892 dari Jakarta tujuan Gorontalo tergelincir di Bandara Jalaluddin, Selasa (6/8) sekitar pukul 21.00 WITA. Pesawat itu menabrak beberapa ekor sapi yang berada di landasan bandara tersebut.
Pakar penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan, pihak bandara harus bertanggungjawab atas insiden tersebut. Sebab, keamanan bandara menjadi tugas mereka.
"Pihak bandara harus tanggung jawab," katanya kepada merdeka.com, Rabu (7/8).
Menurutnya, hingga kini masih ada sejumlah bandara yang dilalui atau menjadi lokasi gembala hewan. Bandara-bandara tersebut umumnya bandara kecil di kawasan terpencil.
"Di beberapa tempat masih ada. Dulu juga saya tahu di bandara kecil, Irian Jaya atau Papua, biasanya ada sirine bunyi menandakan akan ada pesawat, jadi kalau ada orang minggir dari landasan, tapi itu tahun 1980-an," katanya.
Menurutnya, pihak bandara harus rutin memeriksa keamanan bandara. Sebab, bisa saja pagar bandara rusak dan dapat dilalui oleh orang dan hewan.
Kronologis Kejadian
Pilot pesawat Lion Air yang tergelincir di Bandara Jalaluddin Gorontalo, Captain Iwan Permadi, mengaku dirinya mengira ada anjing di landasan bandara.
"Ternyata itu adalah tiga ekor sapi yang sedang melintas di tengah landasan, ketika prosedur mendarat telah dijalankan," ujar dia, di Gorontalo, Rabu (7/8) dini hari seperti dilansir Antara.
Beberapa saat kemudian, kata dia, terjadi tubrukan pada kecepatan pesawat 40 knot sehingga pesawat tak bisa direm lagi hingga meleset keluar landasan.
"Beruntung tanah di sekitar landasan becek sehingga pesawat bisa berhenti. Suasana kabin bisa dikontrol, tapi kami sempat melihat ada asap dan bau menyengat seperti daging terbakar," ujarnya lagi.
Menurutnya, kondisi pesawat laik terbang, serta saat akan mendarat di Bandara Jalaluddin pilot memastikan semua prosedur berjalan normal, laporan cuaca bagus, dan komunikasi dengan pihak bandara berjalan lancar.
Sebelum pilot mengumumkan evakuasi, beberapa penumpang sudah turun duluan melalui pintu dan jendela darurat, sehingga terdapat dua orang penumpang yang mengalami cedera patah kaki.
"Saat kami akan memutar pesawat, ternyata di sebelah kiri roda pesawat terlihat ada sapi tergilas dan di sebelah kanan penuh bercak darah, itu penyebab pesawat tidak terkontrol," katanya pula.
Pilot mengaku tidak mengetahui seberapa sering landasan Bandara Jalaluddin dilintasi hewan, namun ia sebelumnya sempat melihat ada beberapa ternak di sekitar landasan pada siang hari.
"Sepertinya tadi sapi itu silau oleh cahaya dan akhirnya berputar-putar di landasan," kata dia.
Ia juga memastikan tak ada percikan api di tubuh pesawat, dan seluruh korban selamat.
Di dalam pesawat terdapat 110 penumpang termasuk lima bayi, tujuh orang kru termasuk pilot Captain Iwan Permadi dan co-pilot Faisal Hasnan.
Akibat insiden tersebut dua penumpang dievakuasi dengan ambulans dan Bandara Jalaluddin ditutup sementara.
Sumber: merdeka.com