Samsung akhirnya meluncurkan ponsel generasi keempat Galaxy S 4 di kota New York, Amerika Serikat pada malam waktu setempat atau pagi ini waktu Indonesia.
Peluncuran ini dilakukan oleh J.K Shin, yang menjabat sebagai presiden dan kepala komunikasi Samsung. "Kami membayangkan bakal banyak hal besar muncul dari piranti ini," kata Shin dari atas panggung di Radio City Music Hall.
Ponsel berukuran lima inci disebut sebagai ini bakal sudah bisa dimiliki pada April mendatang untuk pasar di Amerika. Ada 327 perusahaan telekomunikasi di 150 negara yang bakal menjalin kerja sama untuk penjualan ponsel premium ini.
JK. Shin ketika meresmikan peluncuran Samsung Galaxy S4 |
Ponsel ini juga sudah bisa berjalan diatas jaringan 4 G atau long term evolution. Meski berukuran layar lebih jembar, ponsel ini lebih ringan dari pendulunya yaitu hanya berbobot 130 gram. Ponsel sebelumnya berukuran layar 4,8 inchi.
Kamera belakangnya memiliki resolusi 13 megapiksel dan kamera depannya 2 megapiksel, seperti kabar yang beredar selama ini. Kabar terbaru terkait ini adalah adanya fitur yang memungkinkan kedua kamera ini berfungsi bersamaan untuk memfoto. Dan hanya ada dua warna yaitu hita hitam dan putih.
Kapasitas baterenya sebesar 2600 mAh, lebih besar dari sebelumnya 2100 mAh. Memorinya cukup lapang dengan 2 gigabita dan kapasitas penyimpanan terdiri dari tiga opsi yaitu 16, 32, dan 64 gigabita.
Sistem operasi yang terpasang pada Galaxy S 4 ini adalah Jelly Bean, yang merupakan versi terkini dari Android. Teknologi pelacak gerakan mata juga terpasang di ponsel ini meskipun berbeda dengan kabar yang beredar sebelumnya.
Teknologi pelacak gerakan mata ini akan mengetahui jika mata pengguna sedang menatap layar. Lalu jika ponsel dimiringkan maka akan menggulung laman situs ke atas dan bawah.
Untuk harga, Samsung belum membukanya secara detail. Tapi manajemen berharap harganya bakal sama dengan pendulunya, yaitu pada kisaran US$ 200 (sekitar Rp 1,9 juta) untuk kapasitas 16 gigabita dan US$ 250 untuk 32 gigabita (sekitar 2,4 juta) dengan syarat berlanggan data pada perusahaan telekomunikasi.
Sumber: tempo.co