Bupati Kabupaten Sengkang, H. Andi Burhanuddin Unru, dilaporkan ke polisi terkait penculikan dan penganiayaan Akhiruddin, warga Kota Wajo, Sengkang, Sulawesi Selatan. Burhanuddin menjemput paksa korban di rumah dan memborgol Akhiruddin.
Bupati ditemani sejumlah anggota FKPPI memukul korban di hadapan istri dan anak-anak. Kemudian korban diborgol dan diseret naik ke mobil dinas Bupati dan dibawa pergi.
"Tiba-tiba Bupati datang beserta rombongan ke rumah dan menganiaya suami saya. Kemudian kedua tangan suami saya diborgol dan dibawa pergi tanpa pemberitahuan," kata Nur Fahmi, istri Akhiruddin, saat melaporkan Bupati ke kantor polisi, Selasa, 22 Januari 2013.
Nur Fahmi mengatakan, kejadian berawal ketika dia bersama Akhiruddin, suaminya, dan beberapa keluarganya sedang bincang-bincang di rumah di Kecamatan Doping, Wajo. Tiba-tiba Bupati datang bersama pengawalnya dan langsung menganiaya suaminya. "Untuk itu saya melaporkan ke kepolisian" kata Nur Fahmi.
Bupati Kabupaten Sengkang, H. Andi Burhanuddin Unru |
Saat ditemui Tempo di ruangan penyidik, Akhiruddin membenarkan pemukulan dan penculikan yang dilakukan Bupati. Saat berada di mobil Bupati, Akhiruddin mengaku terus mengalami penganiayaan dengan tangan terborgol.
"Saat berada di mobil rombongan Bupati, saya terus dipukul dengan tangan terikat ke belakang. Tapi saya tidak mengenal pelaku pemukulan," katanya. Dia mengaku tidak mengetahui alasan Bupati dan anak buahnya memukul dan menculiknya.
Ajun Komisaris Polisi Aska Mappe membenarkan kejadian yang menimpa Akhiruddin. Selain korban, polisi juga memeriksa Muhammad Azis dan Dakirwan yang juga menjadi korban tindakan premanisme Bupati Sengkang.
"Korban mengaku dipukuli oleh anggota yang berpakaian FKPPI yang datang dalam rombongan Bupati. Kami belum membuat kesimpulan sebab masih melakukan pemeriksaan terhadap pelapor dan saksi korban " kata Askan.
Sumber: tempo.co