Mantan Gubernur Tokyo Shintaro Ishihara terkenal galak dan tegas mengambil berbagai tindakan di masyarakat. Pada saat mengundurkan diri 23 Oktober 2012, banyak kalangan dunia malam di Tokyo bersorak-sorai karena diperkirakan mereka bisa "bernafas" lagi membuka tempat-tempat hiburan malam lebih bebas.
Polisi menahan sedikitnya 30 PSK dari China yang bekerja secara ilegal khususnya dari tempat-tempat pijat, yang sekaligus menawarkan pelayanan seks.
Di Shimbashi, wanita China berusia 52 tahun ditahan karena mendekati orang yang lewat dekat klub itu lalu menggandeng orang itu agar masuk ke klub malam tempatnya bekerja. Wanita China itu semacam calo yang bekerja berdasarkan komisi, kalau berhasil membawa masuk customer akan mendapat komisi ribuan yen. Hukum Jepang sentuhan badan, apalagi sampai menarik ke tempat tertentu yang tidak kita kehendaki sudah dapat ditangkap pihak polisi apabila kita melaporkan kepada polisi.
Di tempat lain, misalnya daerah Ikebukuro, Tokyo yang terkenal banyak orang China di sana, dunia klub malam banyak yang merasa lega karena dianggap Ishihara sangat ketat dan mengganjal bisnis klub malam di sana. Tapi kini mulai banyak lagi klub malam bertebaran membuka diri bagi orang lewat.
Penggerebekan polisi besar-besaran pernah dilakukan bulan April 2004, setahun setelah Ishihara menunjuk Yutaka Takehana sebagai Wakil Gubernur Tokyo.
Takehana langsung memerintahkan menutup banyak klub malam, toko penjual barang orang dewasa, menutup casino bawah tanah, klub hostes, tempat-tempat pijat XXX dan semua tempat mesum khususnya di daerah Kabukicho.
Semua itu dilakukan untuk membersihkan diri kota Tokyo karena ibu kota Jepang ini mengusulkan diri sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade 2016 yang ternyata kalah bersaing dan telah diputuskan Brasil sebagai tempat penyelenggara Olimpiade 2016.
Kini keramaian dunia malam mulai tumbuh lagi, setidaknya diceritakan tabloid Nikkan Gendai 8 November 2012. Misalnya pesta dewasa dengan memanggil wanita PSK ke berbagai apartemen dilakukan dan hubungan intim dapat dilakukan di kamar khusus. Hal ini populer di antara karyawan perusahaan karena harganya dianggap biasa sekitar 20.000 yen atau sekitar Rp 2,3 juta (kurs Rp 116 per yen), pesta makan minum sepuasnya dan ada wanitanya.
Tapi pesta-pesta seks dan kegiatan mesum kembali disoroti polisi Toyo lagi. Tanggal 25 Oktober 2012, polisi menutup Orange Group, tempat mandi sabun yang juga berlanjut dengan hubungan seks. Hal ini melanggar UU Anti Prostitusi di Jepang.
Selain itu berbagai toko video porno dan toko dewasa, klub hostes juga mulai di razia polisi kembali.
Pemunculan klub Soineya, tidur bareng dengan wanita, 11 yen per 2 jam tapi tak boleh sentuhan, di sebuah hotel yang menawarkan fasilitas tidur bareng itu, juga muncul di akhir Oktober setelah Ishihara tidak lagi menjabat Gubernur Tokyo.
Mantan Gubernur Tokyo Shintaro Ishihara |
Upaya coba-coba menghidupkan kembali dunia malam semakin marak di Tokyo dan persaingan semakin keras. Target kepolisian tampaknya ke dunia malam atau dunia mesum yang mempekerjakan orang China atau orang Korea.
Menurut pengamatan Tribunnews.com, bukan hanya soal ilegal karena visa mereka mungkin sudah mati, tetapi juga semuanya seringkali melanggar hukum yang ada di Jepang, seperti pelanggaran UU Anti Prostitusi yang ada. Mereka dengan berani dan langsung menjajakan diri untuk mengajak main seks kepada orang yang tak dikenal sekali pun.
Di balik itu semua, juga adanya komplain dari kalangan dunnia hitam Jepang bahwa bisnisnya terancam gara-gara orang China dan Korea yang banting harga sehingga harga dunia permesuman di Jepang semakin turun saat ini, yang berarti keuntungan semakin sedikit.
Yang pasti, polisi Tokyo tetap menjalankan kegiatannya untuk menyikat berbagai dunia permesuman yang sudah keterlaluan atau yang dilaporkan oleh anggota masyarakat karena merasa terganggu atau tercium adanya penipuan dengan umpan wanita cantik.
Sumber: tribunnews.com