Jakarta, Selain jadi ajang pertemanan, Facebook kerap dijadikan tempat jualan berbagai macam barang seperti baju, gadget dan lainnya. ASI pun tak mau ketinggalan, karena makanan utama bayi ini kini banyak dijual di Facebook.
Wanita-wanita di Inggris dan AS kini banyak menjual ASI secara online. Bahkan ibu-ibu menggunakan forum komunitas seperti Facebook untuk menghasilkan uang dengan cepat dari ekstra ASI yang diproduksinya.
Membeli ASI dari orang lain kini menjadi tren ibu-ibu yang tidak bisa menghasilkan ASI sendiri, karena kesadaran ASI yang semakin meningkat untuk perlindungan yang lebih baik terhadap penyakit dan alergi dibandingkan susu formula.
Website seperti onlythebreast.com muncul untuk menjawab kebutuhan tersebut. Lewat situs ini, ibu-ibu bisa melakukan transaksi jual beli ASI dengan cara yang bersih dan privasi.
Ibu-ibu donor bisa mendaftarkan diri dengan menuliskan usia bayinya dan siap memberikan susu segar bila ada permintaan. Harga ASI dibanderol 1 poundsterling (sekitar Rp 15 ribu) per ons. Web tersebut kini sudah memiliki 14.000 anggota.
Pendiri website, Glenn Snow, mengaku mulai mendirikan situs jual beli ASI setelah istrinya Chelly mengatakan ingin menjual ASI miliknya yang berlebihan, sehingga bisa menghasilkan uang belanja tambahan.
"Dia melihat ada banyak ibu yang mencari ASI secara online karena tidak tersedia di rumah sakit atau bank ASI. Jadi Chelly meminta saya membangun situs yang didedikasikan untuk ibu yang ingin berbagi ASI dengan bayi yang membutuhkan," ujar Glenn Snow, seperti dilansir Dailymail, Jumat (19/10/2012).
Cara ini mungkin dapat membantu ibu-ibu yang tak bisa menghasilkan ASI sendiri. Namun para dokter memperingatkan tentang bahaya makanan bayi yang diperoleh melalui jaringan sosial seperti Facebook.
Asosiasi Profesional Dokter Anak setempat mengatakan meskipun ASI umumnya pilihan terbaik bagi bayi yang baru lahir, ibu yang tidak dapat menyusui tidak harus beralih ke internet.
"Donor bisa saja mengonsumsi obat-obatan atau narkoba, memiliki penyakit menular seperti AIDS atau Hepatitis. Tak ada seorang pun yang dapat mengecek apakah si pemilik ASI yang tidak dikenal itu sehat, khususnya untuk bayi," ujar Wolfram Hartmann, presiden asosiasi.
sumber : detik.com