Sekelompok preman mengeroyok dan merebut senjata api milik Briptu Rifky Yuda, anggota Sabhara Polda Metro Jaya di sebuah diskotik di kawasan Senayan, Jaksel. Aksi ini menandakan bahwa masyarakat kian berani terhadap aparat.
"Ketika polisi sering dijelek-jelekkan dan seterusnya, maka itu juga mencerminkan masyarakatnya. Masyarakat kita memang begini, berani melawan polisi, bahkan berani melukai dan mengambil senjata polisi," kata Kriminolog Universitas Idonesia, Adrianus Meliala ketika dihubungi wartawan, Rabu (4/7/2012).
Di sisi lain, lanjutnya, hal ini dianggap wajar karena kerap kali polisi juga melakukan tindakan arogansi. Ia mencontohkan, pengeroyokan akan terjadi dalam kondisi masyarakat yang berkelompok.
"Atau berkumpul dengan kawan-kawannya. Polisi juga begitu. Jadi esensi dari pada tawuran nih, itu ketika berkumpul dia berani, ketika sendirian dia tidak berani," katanya.
Adrianus sendiri menyayangkan tindakan Rifky yang tidak membaca situasi saat ia hendak melerai keributan antara pengunjung dengan kelompok pelaku.
"Kenapa nggak buang tembakan peringatan saja dulu, baru menghampirinya. Kan tadi sudah saya bilang, masyarakat kita beraninya bersama-sama," tuturnya.
Seperti diketahui, Rifky dikeroyok kelompok preman di sebuah diskotik di kawasan Senayan, Jakarta Pusat pada Sabtu (30/6) dini hari lalu. Saat itu, ia berada di pintu luar diskotik, hendak menjemput temannya.
Kemudian, ia melihat kakak-beradik bernama Michael dan Marco tengah ribut dengan kelompok pelaku. Saat itu, Rifky mencoba melerai lantaran pelaku mengeluarkan senjata tajam berupa pisau dan bambu kecil yang dicuncingkan.
Namun, para pelaku justru memukuli Rifky. Rifky pun dikeroyok oleh sekitar 5 orang lebih pelaku hingga ke areal parkiran. Para pelaku saat itu merebut senjata revolver yang berisi 6 butir peluru milik Rifky.
Pascakejadian, polisi telah mengamankan 13 orang di tanah kosong Pondok Pinang, Jaksel. Satu di antaranya yakni Daniel diduga kuat terlibat dalam pengeroyokan dan penusukan terhadap pengunjung tersebut. Sementara 5 lainnya masih DPO.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengimbau agar pihak mal lebih memperketat pengamanan.
"Nanti kita intensifkan kerjasama dengan Plaza Senayan. Sekuriti agar lebih intensif menjaga lingkungannya," kata Rikwanto.
Disinggung soal satpam mal yang seolah-olah membiarkan pengeroyokan itu terjadi, Rikwanto mengatakan "Jadi memang ada beberapa pendapat, kalah jumlah. Kedua ada rasa takut pada kelompok ini karena jumlahnya banyak, karena kehidupan sehari-hari mereka pengunjung dan kalau ada kasus juga suka kasih bantuan".
Sumber: detik.com