Jajaran BUMN Dengan Rugi Paling Besar - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Jajaran BUMN Dengan Rugi Paling Besar

Salah satu tujuan sebuah perusahaan adalah menciptakan laba. Namun, ada beberapa perusahaan negara yang tidak bisa menikmati hal tersebut.

Bahkan, beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini masuk dalam kategori 'duafa' alias rugi. Dari 141 BUMN yang ada saat ini, ada 7 perusahaan plat merah yang masuk dalam kategori tersebut di tahun 2011 lalu.
Menurut Menteri BUMN, Dahlan Iskan, perusahaan negara yang memiliki perolehan laba negatif atau merugi termasuk dalam katagori BUMN dhuafa. Mau tahu 7 perusahaan plat merah yang masuk kategori BUMN dhuafa?

Simak halaman berikut seperti dikumpulkan detikFinance dari berbagai sumber, Rabu (18/7/2012).

1. PT PAL Indonesia.
PT PAL merupakan BUMN produsen dan perawatan kapal yang berlokasi di Surabaya. Pada tahun 2011, PT PAL mencatat kerugian Rp 1,32 triliun.

Perusahaan galangan kapal yang bisa membuat kapal jenis niaga hingga kapal militer ini. Pada tahun 2012 direncanakan akan memperoleh suntikan dana dari pemerintah dalam bentuk Penyertaan Modal negara (PMN) mencapai Rp 600 miliar.


2. PT Merpati Nusantara Airlines (MNA)
Merpati merupakan perusahaan penerbangan plat merah yang melayani rute-rute ke daerah terpencil dan rute yang jarang dilalui oleh maskapai penerbangan komersial tanah air.
Pada tahun 2011 Merpati mencapat kerugian sebesar Rp 778,64 miliar.

Sebelumnya, Merpati dituding mengalami kerugian Rp 2 miliar setiap harinya. Saat ini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sedang melakukan audit investigatif terhadap Merpati.

Selain itu Merpati juga mengalami gejolak ketika penunjukkan Rudy Setyopurnomo sebagai dirut Menggantikan Sardjono Jhony.

Pada tahun 2012 ini, Merpati akan memperoleh alokasi suntikan dana dari pemerintah dalam bentuk PMN sebesar Rp 200 miliar.

3. PT Dirgantara Indonesia (DI)
PT DI merupakan BUMN produsen dan pemeliharan pesawat dan helikopter untuk keperluan militer dan sipil yang berlokasi di Bandung. Pada tahun 2011, perusahaan yang sebelumnya bernama IPTN ini mencatat kerugian sebesar Rp 356,52 miliar

Perusahaan yang pernah mencatat sejarah ketika penerbangan pertama pesawat Gatot Kaca N-250 karya Mantan Presiden BJ Habibie. Pada tahun 2012, PT DI akan memberoleh suntikan dana dari pemerintah dalam bentuk PMN sebesar Rp 1 triliun.


4. PT Danareksa
Danareksa merupakan perusahaan plat merah yang bergerak pada bidang pasar modal dan investasi. Pada tahun 2011, Danareksa mencatat kerugian mencapai Rp 287,37 miliar.

Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1976 ini, sempat harus menampung sisa saham PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (GIAA) yang tidak terserap sahamnya di bursa saham.

5. PT Bahana PUI (BPUI)
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia Bahana (PUI) merupakan BUMN yang didirikan pada tahun 1973. Perusahaan yang berupakan induk dari perusahaan seperti Bahana Securities, Bahana Artha Ventura, Bahana TCW Investment Management, Graha Niaga Tata Utama ini pada tahun 2011 mencatat kerugian mencapai Rp 143,97 miliar.

Perusahaan ini melalui anak usahanya, Bahana Securities juga bernasib sama dengan Danareksa yaitu harus menampung sisa saham PT Garuda Indonesia Tbk yang tidak terserap di bursa saham.

6. PT Perkebunan Nusantara XIV
PTPN XIV merupakan perusahaan perkebunan plat merah yang memiliki bisnis utama menghasilkan gula dan minyak sawit. Pada tahun 2011, bumn perkebunan ini mencatat kerugian sebesar Rp 113,38 miliar.

7. PT Kertas Leces
Perusahaan pabrik kertas yang berlokasi di daerah Probolinggo ini pada tahun 2011 mencatat kerugian mencapai Rp 84,97 miliar. Pabrik kertasnya menghasilkan produk seperti kertas tulis cetak, kertas koran dan kertas industri ini.

Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta jajaran direksi perusahaan yang telah dibangun sejak pada masa penjajahan Belanda pada tahun 1939 dan mulai beroperasi tahun 1940 ini untuk tidak terus meminta bantuan ke pemerintah. Namun, pada tahun 2012 ini PT Kertas Leces akan memperoleh suntikan dana dalam bentuk PMN sebesar Rp 200 miliar.

Sumber : detik.com