Ali Azhar Akbar, penulis buku berjudul "Lumpur Lapindo File: Konspirasi SBY-Bakrie", yang diduga hilang belum juga diketahui keberadaannya hingga saat ini. Pengacara Ali, M. Taufik Budiman, menduga hilangnya kliennya terkait proses hukum yang sedang berlangsung.
"Ada indikasi ini terkait proses gugatan hukum," kata Taufik di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin, 25 Juni 2012. Sebabnya, Ali kini tengah mengajukan permohonan uji materi terhadap UU UU APBN-P nomor 4 tahun 2012 Pasal 18 tentang penggunaan keuangan negara untuk membiayai kasus lumpur Lapindo.
Menurut Taufik, keberadaan kliennya sangat diperlukan dalam proses permohonan uji materi di Mahkamah Konstitusi tersebut. Permohonan ini terkait dengan fakta yang terdapat dalam buku yang ditulis Ali tentang kasus lumpur Lapindo. Ia mengatakan, sudah ada pro dan kontra terhadap permohonan uji materi sejak pertama kali diajukan pada 29 Mei lalu.
"Sebenarnya pengajuan ini bukan dimaksudkan untuk kepentingan yang lain, apalagi untuk menghalangi warga korban Lapindo mendapatkan haknya," ujar Taufik. "Ini kami lakukan untuk memperjelas pihak mana yang mesti bertanggung jawab dalam kasus lumpur Lapindo yang sudah enam tahun berjalan."
Taufik menjelaskan, apa yang ditulis Ali dalam bukunya mengungkapkan kesalahan operator pelaksana dalam kasus lumpur Lapindo dan bukan merupakan bencana alam. "Ini yang mau kami luruskan," ucap dia. "Kesalahan ada di operator, maka tanggung jawabnya ada di operator, dalam hal ini Lapindo Brantas."
Menurut Ali, Taufik menirukan, seharusnya pemerintah bertanggung jawab untuk melindungi warga korban lumpur Lapindo. "Harus ada daya dorong pemerintah untuk memaksa dengan kekuatan hukum agar operator menyelesaikannya. Tidak berlarut-larut begini."
Ali Azhar diduga hilang sejak Selasa pekan lalu. Ia sejatinya akan hadir pada saat diskusi buku Konspirasi SBY-Bakrie di Aula Barat Institus Teknologi Bandung Jumat kemarin. Namun, ia tak muncul dan hilang kontak. Kabar terakhir, ia masih melakukan kontak dengan anggota tim kuasa hukum pada Kamis pekan lalu. Sebelumnya, ia diketahui sering mendapat kiriman pesan pendek bernada teror.
Sumber: tempo.co