Jokowi: Surat Keterangan Kartu Miskin Harus Diganti - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Jokowi: Surat Keterangan Kartu Miskin Harus Diganti

Calon Gubernur DKI Jakarta dengan nomor urut 3, Joko Widodo atau Joowi mengatakan bahwa Surat Keterangan Tanda Miskin (SKTM) di Jakarta terbatas kepemilikannya.

Oleh karena itu, kata Jokowi, SKTM harus diganti dengan kartu sehat yang akan diterbitkannya jika dirinya terpilih menjadi gubernur.

"Iya, itukan sudah saya sampaikan bolak-balik bahwa SKTM itu bukan sistem yang baik, ini loh sudah saya bikinkan sistem kartu, itu sistem yang sudah 7 tahun berjalan," ungkap Jokowi sapaan akran Joko Widodo saat ditemui di dialog "Kaum Muda Bicara Perubahan Jakarta" di Gelanggang Remaja Otista, Jl Otista Raya 121, Jakarta Timur, Minggu (10/6/2012).

Jokowi mengungkapkan, bahwa dirinya sempat membaca sebuat berita, yang mengabarkan di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, masih ada penderita gizi buruk yang tak mampu mendapatkan akses kesehatan.

"Ya itu! Kartunya ini harus diberikan semua masyarakat, dan setiap warga harus punya," tegasnya.

Sebelumnya, seperti yang dialami oleh Halimah Hasifah, anak perempuan berusia tiga tahun tujuh bulan yang tinggal di Jalan Ekor Kuning RT/RW 002/004, Penjaringan Jakarta Utara.

Orang tua Halimah kesulitan mengurus SKTM, sehingga pengobatan untuk anaknya masih jalan di tempat.

Uum Cahriyah, orang tua Halimah, menceritakan bahwa anaknya tersebut belum bisa berjalan dan bicara. Kemudian berat tubuhnya hanya sekitar sembilan kilogram.

Menurutnya, Halimah baru bisa tengkurap sendiri hanya sekali saat berumur tiga tahun, dan sampai saat ini ia belum melihat lagi anaknya tersebut bisa tengkurap sendiri.

"Kalau duduk sih bisa, tapi kami yang dudukan. Waktu lahir, Halimah memang ada semacam benjolan di leher bagian belakangnya. Tetapi benjolan itu kempes karena saya kasih ludah basi tiap pagi," ujar Uum saat ditemui wartawan, Sabtu (9/6/2012) kemarin.

Dikatakannya, ia sempat membawa anaknya ke RSUD Tarakan setelah mendapat rujukan dari puskesmas karena anaknya didiagnosa mengalami gizi buruk.

Namun, menurutnya, walaupun sudah dirawat di RS Tarakan, tidak ada perubahan yang signifikan pada anaknya tersebut.

"Senin (4/6/2012) kemarin, saya tanya-tanya pada warga dan disarankan membuat SKTM. Katanya bawa saja dulu anaknya ke rumah sakit, nanti baru bikin SKTM," terang Uum yang kemudian membawa anaknya ke RSCM.

Di RSCM, kata Uum, dokter mengatakan anaknya harus didiagnosa dengan CT Scan untuk mengetahui pasti apa penyakitnya, dan CT Scan tersebut membutuhkan biaya Rp 1,6 juta.

"Saya kemudian tanya pada pihak rumah sakit, bagaimana agar bisa dapat keringanan dengan membuat SKTM. Kemudian saya diberi surat pengantar dari rumah sakit untuk membuat SKTM," jelasnya.

Walaupun sudah ada surat pengantar, Uum mengungkapkan untuk membuat SKTM ternyata masih saja sulit.

Hal itu dikarenakan dirinya bersama suami hanya menikah di bawah tangan, sehingga tidak tercatat di KUA, dan sulit mengurus syarat untuk mendapat SKTM. Uum menambahkan, dirinya tinggal di lokasi yang sekilingnya ada genangan air dan sampah-sampah.