Kisah Wanita-Wanita Istri Diktator - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Kisah Wanita-Wanita Istri Diktator



Leila Trabelsi
Tumbangnya para penguasa di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara juga memunculkan cerita lain di sekitar para Ibu Negara masing-masing. Misalnya saja mantan Ibu Negara Tunisia, Leila Trabelsi istri mantan Presiden Ben Ali.




Leila Trabelsi dikenal sebagai istri presiden yang cerewet dan gemar bergaya hidup mewah. Bukan rahasia lagi, bahwa Ibu Negara Tunisia ini dikenal suka mengatur sang suami. Leila sering disamakan dengan Imelda Marcos, istri mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos yang terguling. Kehidupan Leila selalu dikelilingi kemewahan, gelimang uang dan perhiasan kelas wahid, mobil sport mewah, serta kegemarannya belanja barang mewah di Dubai.


Ketika Presiden Ben Ali (74) yang dikenal sebagai suami takut istri itu tumbang setelah 23 tahun berkuasa, Leila yang berusia 53 tahun itu pun dikabarkan langsung membawa kabur 1,5 ton emas batangan dari Bank Central Tunisia yang bernilai sekitar 46 juta dolar AS kabur ke Arab Saudi. Diduga selama suaminya berkuasa, Leila telah mengamankan kekayaannya di berbagai bank di Prancis.


Suzanne Mubarak


Lain kisah Ibu Negara Tunisia lain pula cerita Ibu Negara Mesir, Suzanne Mubarak. Rakyat Mesir menuduh Presiden Hosni Mubarak yang telah berkuasa selama lebih dari 30 tahun itu mengeruk kekayaan negara untuk keluarganya sendiri. Suzanne dikabarkan sangat menikmati kehidupan mewah bergelimang kekayaan. Kabar terakhir, sang Ibu Negara ini telah dibebaskan dari tuntutan hukum setelah menyerahkan sebagian harta kekayaannya sebesar Rp 3 miliar dan sebuah rumah mewah. Sementara, suaminya meringkuk di balik jeruji besi sambil menunggu proses hukum lebih lanjut. 


Ada kisah tentang Leila Ben Ali, Suzanne Mubarak, dan ada pula cerita tentang Asma al-Assad, Ibu Negara Suriah istri Presiden Suriah Bashar al-Assad.


Asma al-Assad
Ibu Negara Suriah ini dikenal publik sangat cerdas, terpelajar, muda, cantik, anggun dan disegani rakyatnya. Media massa setempat menjulukinya Lady Di dari Syria karena aktivitas sosialnya yang tinggi. Jelas sangat bertentangan dengan kharakter suaminya, Presiden Suriah Bashar al-Assad yang keras dan otoriter. 


Asma, ibu tiga anak (Hafez, Zein, dan Karim) itu cukup dikenal di kalangan aktivis perempuan di dunia Arab karena perhatian dan perjuangannya bagi kaum wanita dan anak-anak. Tahun 2009 silam, Asma hadir dalam pertemuan internasional istri kepala negara Muslim di Istanbul bersama Ratu Rania dari Jordania, Emine Erdogan (istri PM Turki Recep Tayyip Erdogan), Begum Fauzia Yousuf Raza Gilani (istri PM Pakistan Yousuf Raza Gilani), dan First Lady Lebanon Wafaa Suleiman. Dalam pertemuan tersebut, Asma mendesak dunia internasional agar turun tangan untuk mengakhiri penderitaan kaum wanita dan anak-anak Palestina di Jalur Gaza akibat serangan militer Israel.


Sepak terjangnya itu membuahkan hasil penghormatan gelar honoris causa dari University La Sapienza, Roma (2004) dan berbagai penghargaan lainnya sebagai pengakuan atas kepeduliannya terhadap warisan budaya Suriah. Di dunia mode, Asma dikenal sangat luwes dan modis. Pantaslah jika kemudian ikon mode menempel pada dirinya. Bahkan majalah mode Vogue menjulukinya Rose in the Desert (Mawar di Tengah Gurun Pasir).




Mei tahun lalu, terselip kabar Ibu Negara Asma al-Assad telah meninggalkan Suriah dan tinggal di Inggris. Asma memang mempunyai dua kewarganegaraan, Inggris dan Suriah. Berita ini jelas dibantah pemerintah Suriah.


Hingga kini kabar keberadaan lady Rose in the Desert itu belum diketahui.



Sumber: id.berita.yahoo.com