Sudahlah, Penis Tak Perlu Dihiasi dengan Tato - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Sudahlah, Penis Tak Perlu Dihiasi dengan Tato

Tato bisa dilakukan di bagian tubuh mana pun, tapi sebaiknya jangan membuat tato di penis. Selain tidak terlihat, tato ini juga bisa menimbulkan dampak buruk bagi tubuh.

Seorang laki-laki (21 tahun) di Iran terbilang cukup berani, ia ingin membuat kejutan untuk istrinya dengan membuat tato permanen di penisnya. Namun bukan kesenangan yang didapat, melainkan ia harus mengalami ereksi berhari-hari dan tinta yang digunakan menimbulkan rasa sakit yang sangat menyiksa.
Sebuah studi kasus terbaru yang dilaporkan dalam Journal of Sexual Medicine mengungkapkan pria ini terus merasa terangsang selama 3 bulan dan kadang disertai dengan perdarahan sesekali.

Pasangannya yang melihat hal tersebut sangat terkejut dan langsung membawanya ke rumah sakit. Setelah melakukan analisis, dokter pun mendiagnosis laki-laki ini dengan kondisi nonischemic priapism, yaitu suatu gangguan yang tidak diinginkan dan menyebabkan penis ereksi terus menerus.

"Kemungkinan jarum yang dipegang saat membuat tato menembus penis terlalu dalam, sehingga menyebabkan aliran darah terlalu tinggi dan sesuatu yang mengerikan atau disebut dengan pseudoaneurysms terjadi di bagian penis yang ditato," ujar Javaad Zargooshi, MD, profesor urologi di Kermanshah University of Medical Sciences, Iran, seperti dikutip dari Menshealth, Kamis (19/1/2012).

Dokter pun merekomendasikan laki-laki tersebut untuk menjalani operasi corrective embolization. Namun laki-laki ini akhirnya memilih mencoba prosedur shunt yang berisiko karena akan menguras darah dari penisnya. Sayangnya prosedur ini tidak berhasil.

Meski begitu, rasa sakit yang muncul dari kondisi ini semakin berkurang dan ia masih memiliki fungsi ereksi yang cukup baik selama hubungan seksual. Tapi ereksi yang terjadi terus menerus bisa mengakibatkan jaringan kekurangan oksigen dan rusak.

Namun ternyata penulis melaporkan bahwa laki-laki ini tidak menyesal dengan tato yang dibuatkan, bahkan laki-laki ini dilaporkan tidak mengalami depresi atau komplikasi psikologis lainnya.

"Meskipun jarang terjadi, tapi ereksi yang terjadi terus menerus misalnya akibat obat-obatan seperti viagra, cialis dan levitra bisa membuat penis kaku, dan jika ereksi berlangsung lebih dari 4 jam akan timbul efek patologis yang membuat seseorang harus segera ke dokter," ujar Zargooshi.

Para dokter pun menyarankan agar pria jangan coba-coba menghias penisnya dengan tato karena risiko yang dihadapi sangat besar terutama terkena ereksi priapism.

Kasus ereksi priapism terjadi jika darah di penis terjebak dan tidak mampu mengalir. Kondisi ini dapat terjadi pada semua kelompok umur termasuk bayi yang baru lahir. Jika tidak segera diobati maka bisa menyebabkan jaringan parut dan disfungsi ereksi permanen.

Beberapa jenis tinta merah untuk membuat tato permanen juga kadang mengandung merkuri dan sebagian lagi mengandung logam berat yang berbeda seperti kadmium atau oksida besi.

Logam-logam yang terdapat dalam tato yang digunakan pada kulit telah diketahui dapat menyebabkan reaksi alergi, eksim, jaringan parut, dan juga dapat menyebabkan sensitivitas terhadap merkuri dari sumber lain seperti tambalan gigi atau dari mengkonsumsi ikan.

Warna lain dari tinta tato standar juga berasal dari logam berat (termasuk timah, antimon, berilium, kromium nikel, kobalt, dan arsen). Sama seperti logam berat pada tinta merah, tinta-tinta ini juga dapat menyebabkan reaksi kulit pada beberapa orang.

Tentu saja, paparan merkuri dan logam berat lainnya merupakan risiko akibat penggunaan tato. Tinta tato ditempatkan melalui jarum ke dalam lapisan dermis kulit, dimana tinta tersebut akan permanen (meskipun beberapa warna akan memudar dari waktu ke waktu).

Beberapa orang telah melaporkan sensitivitas yang bermunculan bahkan bertahun-tahun setelah melakukan tato. Saat diperiksa dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) misalnya, orang bisa terbakar atau tersengat tato karena logam berat dalam tintanya terpengaruh oleh medan magnet.

Selain risiko jangka panjang akibat logam berat, juga masih ada risiko lainnya oleh karena tato. Jika jarum untuk tato dan peralatan tidak disterilisasi dalam autoklaf setelah digunakan, memungkinkan para pengguna jarum tato dapat tertular hepatitis B atau C, TBC, mycobacterium, sifilis, malaria, HIV atau bahkan lepra.