Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai menilai, motif peledakan di Vihara Ekayana, bukan untuk membela warga Rohingya di Myanmar.
Menurutnya, pelaku hanya ingin membuat teror. Rohingya hanya pemicu. Tujuan utamanya adalah teror.
"Rohingya selalu menjadi alasan. Isu paling kuat untuk melakukan aksi teror, kata Ansyaad di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/8/2013).
Ansyaad mengatakan, ada dua jenis bom yang ditaruh di wihara, yakni satu bom pipa siku, dan satu bom panci.
Bom pipa siku, jelasnya, mirip dengan teror bom di Beji Depok, teror bom di Bima Nusa Tenggara Barat, serta bom yang dibuat oleh kelompok teroris yang ditangkap di Bendungan Ilir, Jakarta Pusat.
"Yang ditangkap di Benhil, salah satu targetnya adalah wihara. Jelas, yang diincar Kedubes Myanmar terkait Rohingya," papar Ansyaad.
Polisi masih menyelidiki kasus peledakan bom di Vihara Ekayana. Di salah satu bom yang tidak meledak, ditemukan kertas bertuliskan 'Kami Menjawab Jeritan Rohingya'.
Dicurigai Terkait Pergantian Kapolri
Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil menduga kejadian tersebut terkait dengan suksesi kapolri yang sebentar lagi akan pensiun. Diketahui Jenderal (Pol) Timur Pradopo akan memasuki masa pensiun.
"Saya cermati setiap kali ada pergantian Kapolri selalu ada peristiwa kejahatan yang berskala besar," imbuh Nasir ketika dikonfirmasi, Selasa (6/8/2013).
Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari. Ia mengatakan saat ini merupakan tahun politik dengan isu pergantian Kapolri yang sedang mengemukan di masyarakat.
"Hiruk pikuk pergantian kapolri juga bisa jadi penyebab sebagaimana preseden di masa lalu. Tapi yang terpenting, Densus jangan bunuh (terduga) pelaku sehingg jelas motif dan pelaku termasuk master mindnya," kata Politisi PDIP itu.
Sementara, anggota Komisi III lainnya, Taslim Chaniago meminta kepolisian menyelidiki motif pelaku meletakan bom di Vihara Ekayana. "Jangan sampai di politisir oleh kelompok tertentu. Saya berharap polisi jangan gegabah untuk memvonis siapa pelakunya," tutur Taslim.
Sumber: tribunnews.com