Pengembangan properti perumahan yang marak tidak lantas menurunkan animo ataupun potensi penjualan rumah bekas (second). Hal ini dikarenakan faktor lokasi yang masih memegang peranan penting dalam pasar rumah second.
Head of Residential & Investment Services Leads Property, Evi Susanti mengemukakan, jumlah pasokan rumah baru di dalam Kota DKI Jakarta tidak setinggi jumlah pasokan rumah baru di wilayah sekitar Kota Jakarta, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek).
"Masih tersedianya lahan di wilayah-wilayah tersebut mendorong pengembang mengembangkan rumah di wilayah tersebut," katanya kepada Okezone di Jakarta.
Meskipun demikian, lanjut Evi harga jual rumah baru di wilayah Bodetabek terbilang lebih terjangkau, namun tren penjualan rumah second setiap tahunnya di Jakarta diprediksi akan tetap stabil. Mengingat tingginya pertumbuhan harga rumah di DKI Jakarta.
Untuk wilayah DKI Jakarta, suplai rumah primer jumlahnya terbatas, sehingga harga yang ditawarkan pun sangat tinggi. Luas lahan tersedia yang semakin terbatas, menyebabkan tingginya harga tanah dan kemudian mendorong pengembang untuk lebih memanfaatkan simpanan lahan (land bank) untuk dikembangkan menjadi perumahan vertikal.
"Hal ini menyebabkan permintaan (demand) terhadap rumah second akan tetap tinggi, baik untuk tujuan melakukan investasi maupun ditinggali," ujar Evi.
Sumber: okezone.com