Kepastian Status Jembatan Layang KH Noer Ali Bekasi - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Kepastian Status Jembatan Layang KH Noer Ali Bekasi



Pengoperasian jembatan layang KH Noer Ali Summarecon Bekasi diresmikan pada Sabtu (13/4/2013) malam. Jembatan yang pembangunannya dimulai pada 10 Maret 2010 itu akan diresmikan oleh Direktur Jenderal Bina Marga Djoko Murjanto.


Peresmian juga akan dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Ketua Umum Real Estat Indonesia Setyo Maharso, dan Komisaris Utama Summarecon Soetjipto Nagaria.

Jembatan layang yang dibangun atas pembiayaan Summarecon Bekasi, unit usaha PT Summarecon Agung Tbk, itu membentang sepanjang 1.022 meter. Jembatan layang menghubungkan Jalan Ahmad Yani dan kawasan terpadu Summarecon Bekasi.

Kawasan Terpadu Summarecon Bekasi
Direktur Eksekutif Summarecon Bekasi Adrianto P Adhi mengklaim, jembatan layang yang melintasi rel itu berkonstruksi canggih, yakni metode balanced cantilever. Maksudnya, ada bentang sepanjang 130 meter yang melintasi rel dibangun tanpa tiang penyangga.

Adapun jembatan layang dinamai KH Noer Ali untuk mengenang jasa pejuang kemerdekaan asal Bekasi itu. KH Noer Ali dijuluki "Singa Bekasi" karena kegigihannya menentang penjajahan Belanda.

Kepemilikan "Flyover" Noer Ali Diserahkan ke Pemkot Bekasi

Menurut Direktur Utama Summarecon Agung Johannes Mardjuki, flyover yang menghubungkan wilayah selatan dan utara kota Bekasi tersebut telah diserahkan kepada Pemerintah Kota Bekasi saat peresmian penggunaannya untuk umum.

"Dengan demikian jembatan layang KH Noer Ali merupakan aset Pemkot Bekasi, jadi tidak perlu dipertanyakan lagi. Kami hanya membangunnya dengan dana sekitar Rp 200 miliar," ujarnya, Senin (15/4/2013).


Berhubung Pemkot Bekasi belum siap mengelola aset tersebut,  pengelolaannya kemudian diserahkan kepada Summarecon untuk jangka waktu tertentu. Konsekuensinya, pengembang ini harus mengeluarkan kocek senilai Rp 1 miliar per tahun kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) karena jembatan layang ini melintasi jalur mereka. 

Selain itu, Summarecon juga harus melakukan pemeliharaan kebersihan, keamanan, penerangan jalan, perawatan jalan dan pengaturan lalu lintas kendaraan yang melintasinya secara berkala sebagai bagian dari tanggung jawab pengelolaan.

"Kami siap menerima tanggung jawab ini. Karena kehadiran infrastruktur baru ini "setimpal" dengan jumlah dana konstruksi yang telah kami keluarkan. Selain itu, proyek Summarecon Bekasi jadi punya akses langsung yang sangat memadai," aku Mardjuki.

Mudah dimafhumi jika Summarecon sanggup menerima "limpahan" tanggung jawab tersebut, karena pasca beroperasinya flyover yang dibangun dengan teknologi balanced cantilever ini, harga properti di Summarecon Bekasi melonjak dua kali lipat menjadi Rp 8,5 juta per meter persegi dari sebelumnya Rp 4,5 juta/m2.

Summarecon Bekasi sendiri berkontribusi cukup besar, yakni 25% terhadap total pendapatan (revenue) Summarecon Agung yang senilai Rp 3,87 triliun. Tahun ini kontribusi tersebut ditingkatkan menjadi 35-40% dari total target revenue senilai Rp 4,5 triliun. Sehingga nilai kapitalisasi pasar (market capitalization) Summarecon mencapai Rp 25 triliun.

Sumber: kompas.com