Tiga bom meledak saat lomba lari maraton digelar di Boston, Senin 15 April 2013, pukul 14.50 waktu setempat. Akibatnya, 3 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka. Kepolisian setempat masih menelusuri pelaku.
Ledakan itu terjadi sekitar 3 jam setelah pemenang lomba dari 27.000 peserta maraton itu mencapai finis. Ledakan terjadi di sebelah utara Jalan Boylston. Ledakan lain terdengar menggelegar beberapa saat setelahnya.
Komisaris Polisi setempat, Ed Davis, mengonfirmasi hingga saat ini ada 3 korban tewas. Salah satunya bocah berusia 8 tahun. Sementara, 110 terluka, 14 di antaranya dalam kondisi serius. Sebanyak 4 korban luka masih anak-anak.
Para korban yang dirujuk ke rumah sakit terdekat mengalami luka parah. Sebagian dari korban kehilangan bagian tubuh, seperti tangan dan kaki mereka.
Pelari Indonesia Turut Serta dalam Lomba
Dirut BTPN Jerry Ng |
Dua pelari Indonesia mengikuti lomba lari tersebut. Menurut data Boston Athletic Association, 2 pelari Indonesia yang ikut dalam lomba itu adalah Wati Hlusak dari Minnesotta dan Direktur Utama Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Jerry Ng. Jerry selamat karena saat ledakan terjadi belum sampai ke garis finis. Sementara, belum diketahui kabar tentang Wati.
"Saya berada kira-kira 1 kilometer dari garis finis. Tiba-tiba kita diberhentikan. I didn’t even manage to get into the finishing line," kata Jerry, Selasa (16/4/2013).
Jerry mengaku tidak mendengar ledakan tersebut. Sebab, dia masih belum mencapai garis finis. "Saya tidak (mendengar). Karena mungkin masih berjarak 1 kilometer," katanya.
Jerry menambahkan, setelah menerima kabar adanya ledakan di garis finis, dia langsung teringat istrinya yang berada di sekitar lokasi. Dia kemudian menelepon istrinya, namun tidak diangkat.
"Kebetulan istri saya dengan teman juga menonton di garis finis, jadi saya ingin tahu apakah mereka baik-baik saja," tutur dia.
"Saya mencoba menelepon dengan meminjam dari orang sekitar, tapi jaringan sibuk, sehingga saya tidak berhasil menghubungi. So I just walked back," tambah Jerry.
Bom Ketiga Hantam Perpustakaan John F Kennedy
Tak lama, sekitar pukul 15.00 waktu setempat, setelah ledakan memborbardir lomba maraton, bom juga menghantam perpustakaan John F Kennedy (JFK)-- presiden ke-35 AS -- di kawasan Columbia Point, Boston, dekat dengan lokasi lomba maraton.
"Insiden ini sangat tak terduga. Para warga mesti hati-hati saat ini," kata pejabat Kepolisian Boston Edward Davis, seperti dilansir Boston Herald, Selasa (16/4/2013).
Apakah ledakan di perpustakaan JFK ini terkait dengan 2 bom di lomba maraton? "Kami belum dapat memastikan hal tersebut. Tapi kami akan terus menelusurinya," tutur Edward.
Perpustakaan JFK saat itu dipenuhi asap hitam. Direktur Perpustakaan JFK Tom Putnam menyatakan, bangunan sejarah itu mendadak rusak di beberapa bagian. Tak ada korban jiwa dalam ledakan di tempat kumpulan buku-buku itu.
"Ada beberapa bagian yang rusak. Tak ada korban jiwa," ungkap Tom.
Ulah Terorisme
"Ini adalah aksi terorisme," ujar Feinstein, seperti dimuat Boston Herald, Selasa (16/4/2013).
Senator dari Georgia, Saxby Chambliss juga menyatakan hal serupa: 2 bom besar yang meledak di lomba maraton Boston merupakan serangan teroris. "Dari fakta-fakta yang saya lihat, ini adalah serangan teroris.
Dijelaskan dia, Badan Intelijen AS akan terjun langsung untuk menyelidikinya, serta mencegah ledakan susulan terjadi. "Kita harus mencegah bom susulan terjadi," tegas dia.
Senator lainnya, Susan Collins, R-Maine, dan Angus King, dan I-Maine menyatakan, dari laporan media, diketahui beberapa perangkat peledak memang sengaja didesain untuk memborbardir acara nasional yang ditunggu-tungu banyak warga.
"Karenanya, acara ini diduga sudah menjadi target," ucap para senator tersebut.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengutuk peledakan bom dalam lomba maraton di Boston. Dia memastikan pelaku peledakan di Boston akan mendapat hukuman berat.
"Setiap individu yang bertanggung jawab, setiap kelompok yang bertanggung jawab, akan merasakan hukuman yang berat," kata Obama.
Obama mengatakan, Boston merupakan kota yang damai. Seluruh warga Amerika Serikat akan berada di belakang warga Boston dalam menghadapi tragedi ini.
Sumber: liputan6.com