Siapa 'Penjual' Masjid Agung Tasikmalaya Sebenarnya? - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Siapa 'Penjual' Masjid Agung Tasikmalaya Sebenarnya?



Sebuah iklan di dunia maya membuat geger. Betapa tidak, dalam website itu disebutkan Masjid Agung Tasikmalaya dijual. Harganya pun cukup murah, Rp 50 juta. Iklan penjualan itu diunggah pada 17 Februari 2013 dengan nomor iklan 17183122. 


Setelah ramai dibicarakan, akhirnya pengiklan masjid itu diketahui. Dia seorang remaja yang masih duduk di bangku SMP. Namun, Widya mengaku sebagai korban dari orang tak bertanggung jawab. 

Widya mengaku tidak pernah membuat iklan di internet. Meskipun nama dan nomor teleponnya benar. Widya menduga nama dan nomor teleponnya dicatut oleh orang tak bertanggung jawab itu untuk menjual Masjid Agung Tasikmalaya.

"Saya tidak tahu, saya tidak pernah menjualnya. Untuk buka tokobagus saja saya tidak pernah. Yang saya tahu hanya facebook," kata Widya saat ditemui di kediamannya, di Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (1/3/2013).

Widya mengakui ada keanehan sejak Minggu (24/2) kemarin. Karena telepon genggamnya terus menerima telepon dan SMS dari orang tak dikenal. Isinya ada yang menanyakan masjid agung dan ada juga yang menghujatnya. "Ada sekitar 300 SMS tiap harinya. Ada yang nanya soal masjid itu, ada yang menghujat saya kafirlah," tutur Widya.

Sejak saat itu, lanjut Widya, dia ketakutan. Apalagi teman-teman sekolahnya memberitahu kalau dia dicari polisi. "Saya takut banget, deg-degan terus, apalagi dibilang dicari polisi," ujarnya.

Widya Dihujat Banyak Orang

Widya

Sementara itu, ayah Widya, Yanto Risyanto, berharap polisi segera menemukan pelaku sebenarnya, agar anaknya tidak lagi menjadi sasaran kemarahan masyarakat. Keluarga juga berharap, masyarakat tidak lagi mengancam anaknya. Karena mereka merasa Widya hanyalah korban. "Kami berharap polisi segera menangkap pelaku sebenarnya," kata Yanto. 

"Betul itu punya anak saya. Nama dan nomor ponsel betul. Namun, dia tidak merasa memasukkan dan menjual Masjid Agung di Tokobagus," kata Yanto Riyanto, 40 tahun, ayah Widya di Indihiang, Tasikmalaya, Kamis malam, 28 Februari 2013.

Yanto menduga, ada orang iseng yang mengatasnamakan anaknya dan menjual masjid. Dia pun telah melaporkan kejadian ini ke Polres Tasikmalaya Kota.

"Tadi pagi (Kamis pagi) saya mengadukan pencemaran nama baik ke polisi. Saya menjelaskan bahwa anak saya tak menjual masjid di Internet," kata dia.

Yanto juga membuat perjanjian dengan kepala sekolah tempat Widya sekolah bahwa anaknya tidak melakukan hal itu. "Karena teman-temannya selalu mengejek anak saya di sekolah. Katanya anak saya dikejar-kejar polisi,".

Di lain pihak, Widya menjelaskan, hingga saat ini dirinya sudah menerima 300 pesan pendek dari orang yang mengetahui penjualan Masjid Agung di situs. Isinya ada yang menghujat dan berminat membeli Masjid Agung.

"Ada yang menelepon, tapi tak saya angkat. Kalau yang SMS kebanyakan berisi caci-maki," ujar siswi madrasah tsanawiyah itu.

Polisi Masih Mencari Pelaku Sebenarnya


Kapolresta Tasikmalaya AKBP Iwan Imam Susilo mengimbau masyarakat agar tetap tenang dengan munculnya iklan jual Masjid Besar Tasikmalaya. Polisi, kata Iwan, telah melakukan penyelidikan koordinasi dengan Polda Jabar termasuk ahli teknologi internet agar kasus tersebut dapat segera terungkap.

"Masih dalam penyelidikan dengan Polda, mudah-mudahan pelaku ditangkap," kata Iwan, Kamis (28/2/2013).

Informasi yang dihimpun INILAH, kabar terkait pemasangan iklan sebuah tanah yang ternyata berisi bangunan Masjid Agung Tasikmalaya sempat membuat geger warga. Pemasang iklan tersebut mengaku bernama Widya. Adapun pemasangan iklan di situs jual beli tersebut dilakukan tanggal 17 Februari 2013 lalu. Sayangnya dalam iklan tersebut Widya tidak mencantumkan foto diri, tetapi hanya nomor telepon 089 746 588 64.

Ketua DKM Masjid Agung Kota Tasikmalaya Muhammad Aminudin juga sempat meminta aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus tersebut. Pasalnya sudah dianggap sangat meresahkan masyarakat.