Imam Assyafie meregang nyawa di atas mobilnya Grand Vitara. Pengusaha komputer itu dibunuh eksekutor IW alias AS atas perintah TD. Padahal, TD adalah rekan korban sejak 2000 lalu. Tapi iri dan sakit hati membuatnya gelap mata sehingga terjadi kasus pembunuhan itu.
"Ada sakit hati sebagai rekan bisnis komputer. Menurut keterangan tersangka, korban pelit hingga terjadi pembunuhan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Kamis (21/3/2013).
Apalagi, sejak Desember 2012 lalu, bisnis TD mengalami penurunan. Bahkan tokonya tutup. Sejak itu pun dia menjual sisa barang di tokonya kepada Imam.
"Ada barang yang harganya Rp 700 ribu, korban ingin dihargai lebih dari itu karena teman. Tapi korban hanya memberi Rp 300 ribu, karena sikap dan perilaku korban ini yang membuat tersangka semakin menjadi-jadi. Apalagi sejak 2000 tersangka menyimpan banyak kekecewaan," timpal Dirkrimum Polda Metro Kombes Pol Toni Harmanto.
Akhirnya, TD pada awal Maret bertemu IW alias AS di sebuah tempat biliard. TD mengutarakan keinginannya itu, hingga kemudian pada Sabtu (16/3) dilakukan rencana menjebak korban.
"Korban dihabisi di dalam mobil," jelas Toni.
Kemudian setelah menghabisi korban, tersangka membawa mobil dan jasadnya ditinggal di terminal 1 C Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
"Tersangka kemudian ke Mangga Dua dan mengambil uang ATM sebanyak Rp 10 juta. Kemudian membeli perhiasan emas Rp 40 juta dengan kartu kredit korban," tuturnya.
Hingga kemudian, akhirnya tersangka pulang ke rumahnya dan membawa istrinya yang sedang hamil ke Kuningan, Jabar untuk melarikan diri.
Dijerat Pakai Kawat
Imam Assyafei, pengusaha komputer tewas dijerat menggunakan kawat. Imam dijerat kawat saat berada di mobil dalam tol arah Bandara Soekarno-Hatta.
"Dalam perjalanan korban dijerat, dijerat pakai kawat," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes (Pol) Rikwanto di Mapolda, Rabu (20/3/2013).
Rikwanto menjelaskan, Imam pada hari Sabtu (16/3) didatangi temannya berinisial TD yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka berencana mendatangi bazar komputer murah. "Dalam perjalanan mereka menjemput teman TD," ujar Rikwanto.
TD menyetir mobil, sedangkan korban duduk di kursi kiri depan. Dalam perjalanan Imam dijerat oleh teman TD. "Dijerat dari belakang," lanjut Rikwanto. Identitas teman TD masih dirahasiakan polisi.
"Teman TD yang jerat dari belakang. Mereka bertiga saling kenal," ujarnya.
Selain barang bukti kawat, polisi juga menemukan lakban yang diduga digunakan pelaku dalam mobil Grand Vitara.
Tersangka TD ditangkap di Kuningan, sedang IW ditangkap di Pondok Kopi pada Selasa (19/3). Kaki tersangka IW juga ditembak petugas. Seorang tersangka lagi AQ ditangkap karena menjadi penadah barang curian.
Sumber: detik.com