Rokok telah lama dikaitkan dengan berbagai penyakit yang mengintainya. Namun laporan yang diterima baru-baru ini menunjukkan orang dewasa yang memiliki gangguan mental cenderung akan merokok lebih banyak.
Data statistik yang dilaporkan peneliti CDC, AS mengungkapkan orang dewasa dengan gangguan mental cenderung merokok 70 persen lebih tinggi, dibanding orang dewasa tanpa gangguan mental.
"Merokok dengan sakit mental adalah masalah kesehatan yang serius dan butuh perhatian lebih," ujar Dr Thomas Frieden, direktur Centers for Disease Control and Prevention (CDC), AS, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (7/2/2013).
Dr Frieden menuturkan perlu banyak hal yang harus dilakukan untuk membantu perokok yang memiliki penyakit mental agar bisa berhenti dari kebiasaan buruknya itu. Dalam hal ini perlu meminta bantuan fasilitas kesehatan.
Dalam studi ini perokok didefinisikan sebagai seseorang yang merokok dalam waktu 30 hari sebelumnya, dan penyakit mental didefinisikan sebagai gangguan mental, perilaku atau emosional yang didiagnosa dalam waktu 12 bulan terakhir.
Peneliti menemukan sebesar 36 persen orang dewasa dengan penyakit mental adalah perokok, dibanding dengan 21 persen orang dewasa tanpa sakit mental. Serta orang dengan sakit mental akan merokok lebih berat dan lebih banyak.
Beberapa orang beranggapan dengan merokok bisa mengatasi penyakit mental seperti kecemasan atau stres. Namun tanpa disadari rokok bisa menyebabkan daftar panjang masalah kesehatan lainnya.
"Ada banyak pengobatan dan konseling yang lebih dan sangat baik, tidak seperti rokok yang bisa merenggut 10 tahun hidup Anda," ujar Dr Frieden.
Untuk itu saat ini CDC mendesak fasilitas kesehatan mental agar mengeluarkan larangan merokok baik oleh pasien maupun staf. Rokok tak hanya memperburuk kondisi, tapi juga menjadi penyebab utama kematian yang sebenarnya dapat dicegah.
Sumber: detik.com