Maharani Suciono (19) muncul ke publik setelah kasusnya ramai diperbincangkan di media massa. Mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta itu turut diciduk KPK bersama Ahmad Fathonah di Hotel Le Meridien. Ia membenarkan mendapat uang Rp 10 juta.
Dalam konferensi pers yang diadakan di Hotel Nalendra, Kebon Nanas, Jakarta Timur, Selasa (5/2) malam, Maharani mengatakan, uang Rp 10 juta yang diberikan Ahmad Fathonah itu sebagai bentuk pertemanan, bukan untuk seks.
Pada Selasa (29/1) pukul 18.30 WIB di salah satu kafe di Hotel Le Meridien pertemuan perdana Maharani dan Ahmad berlangsung. Di sana mereka menghabiskan waktu untuk sekedar saling berkenalan.
Kuasa Hukum Maharani, Wisnu Wardana mengatakan uang itu hanya sebagai bentuk pertemanan Ahmad dengan Rani. ‘’Kesepakatan untuk seks tidak ada,’’ kata dia.
Menurut Wisnu, Rani pun langsung bertanya kepada Ahmad. ‘’Ini duit asli?’’ tanya dia. Dia tidak menolak pemberian dari Ahmad tersebut. ‘’Siapa sih yang menolak diberikan uang Rp 10 juta?’’ tanya Maharani.
Ahmad, kata Wisnu, mengatakan uang itu sebagai bentuk atau tanda pertemanan. Saat itu Rani belum mengetahui jumlah uang itu Rp 10 juta.
Pengacara Maharani, Wisnu Wardhana mengungkapkan, awal pertemuan keduanya berawal dari perkenalan di sebuah kafe di Senayan City (Sency) akhir Januari lalu.
"Pertemuan Rani dengan AF yang dianggap sebagai kunci yang dilibatkan dalam kasus tersebut Rani dianggap gadis yang berada di tempat dan waktu yang salah. Awal perkenalan Rani dengan AF tanggal 28 Januari 2013 saat lagi hang out di Sency (Senayan City)," ujar Wisnu dalam jumpa pers di Hotel Nalendra, Jalan Kebon Nanas, Jakarta Timur, Selasa (5/1/2013) malam
Wisnu menuturkan, saat itu AF sudah mengincar Rani untuk berkenalan dengan yang bersangkutan. Namun, niatnya untuk berkanalan secara langsung urung dilakukan lantaran saat itu Rani sedang bersama teman-temannya.
"AF mau kenalan tapi enggak berani nyamperin karena Rani waktu itu lagi sama teman-temannya," kata Wisnu.
Karena tidak berani langsung menghampiri, akhirnya Fathanah menitipi secarik kertas kepada pelayan kafe saat Rani pergi ke toilet.
"Kertas ditulis atas nama Achmad, pelayan bilang buat kamu. Saat itu Rani merespons pesan dengan secarik kertas. Mungkin itu no telefon Fathanah, terus di SMS ke AF. Saat itu dia tidak tahu motif AF mengajak makan malam, Rani mikirnya positif aja," tandasnya.
Keduanya akhirnya sepakat bertemu pada 29 Januari pukul 18.30 WIB untuk makan malam bersama. "Saat itu mereka ketemu dan makan malam sama AF ketika tiba dia jabat tangan berkenalan dengan AF," ujar Wisnu.
Wanita yang akrab disapa Rani itu pun menguraikan, terima atau tidak, dirinya siap menghadapi persepsi publik atas dirinya yang diamankan KPK saat berduaan di Hotel Le Meredien, Jakarta.
"Yah itu sangat terpukul sekali, saya dikaitkan wanita seperti itu. Dan di sini saya terima tidak terima dan orang itu hanya persepsi," jelas Rani dalam konferensi pers di Hotel Nalendra, Kebon Nanas, Jakarta Timur, Selasa (5/2/2013).
Rani membeberkan, teman-temannya saat itu sempat marah ketika dirinya bertemu AF hingga akhirnya diamankan lembaga superbody itu. "Komentar teman saya marah dan mereka mengatakan, mengapa saya tidak pulang pada saat itu," ucapnya.
Lebih lanjut Maharani mengakui sangat terpukul atas peristiwa yang dialaminya. "Saya sangat terpukul saya tidak kuat. Karena itu dalam kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan permintaan maaf kepada orang tua, teman, kampus, dan seluruh masyarakat Indonesia," ungkapnya.
Rani pun mengaku dalam pertemuan dengan AF hanya berkisar satu jam dan melakukan perkenalan terkait jati diri keduanya, tidak ada pembahasan soal suap maupun kencan.
"Tidak ada, saya hanya berkenalan dan dia (AF) bilang sama saya dia pengusaha. Itu saja, jadi saya juga hanya di lobi, bukan di dalam kamar, saat ini saya harus terima semuanya dan itu persepsi masyarakat," pungkasnya.
Sumber: rimanews.com