Harga emas di sepanjang tahun 2013 diperkirakan naik. Mengutip laporan Dailymail, harga emas akan mencapai puncaknya sebesar US$ 2.000 sampai US$ 2.500 per troy ounce sampai dengan akhir tahun 2013.
Sementara harga emas di sepanjang tahun 2012 juga naik sebesar 6 persen atau senilai US$ 1.674 per troy ounce. Kenaikan ini disebabkan para investor zona euro mencari investasi aman, kebijakan quantitative easing (QE) dari pemerintah Amerika Serikat, permintaan emas dari bank sentral, dan masalah pasokan dari Afrika Selatan.
Pada November 2012, ketika bank sentral Amerika Serikat melepaskan putaran ketiga kebijakan QE, harga emas mencapai US$ 1.800. Sejak itu bank-bank sentral meningkatkan cadangan emasnya, terutama di negara-negara berkembang akibat kekhawatiran terhadap nilai mata uang kertas.
Sejak tahun 2009, sektor pemerintah banyak menjadi pembeli bersih emas karena bank sentral telah memperkecil jumlah penjualan emas. Emas juga kemungkinan harus diklasifikasikan ke dalam aset tertinggi perbankan.
Selain itu, yang terpenting adalah telah terjadi pertumbuhan fisik emas yang didukung oleh "reksadana indeks" yang melacak harga emas. Pada kuartal ketiga 2012, kepemilikan reksadana indeks (Exchange Trade Fund/ETF) global meningkat sebesar 189 ton atau naik sebesar 56 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini merupakan rekor dalam produk reksadana indeks jenis SPDR Gold Trust.
Sumber: tempo.co