Bahasa Indonesia Resmi Diajarkan di Maroko - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Bahasa Indonesia Resmi Diajarkan di Maroko

Dubes RI untuk Maroko Tosari Widjaja dan Rektor Universitas Mohamed V Prof Dr Wail Benjelloun meresmikan pengajaran Bahasa Indonesia di Gedung Amphitheatre Fakultas Science Universitas Mohamed V Rabat, Maroko.

Di hadapan sekitar 500 orang undangan yang terdiri dari kalangan diplomatik, pejabat pemerintah Maroko, akademisi, mahasiswa, masyarakat kedua negara yang ada di Maroko, demikian keterangan Suparman Hasibuan, Sekretaris III / Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Rabat yang diterima Antara London, Rabu.

Acara pembukaan pengajaran Bahasa Indonesia di Universitas di Maroko itu juga dihadiri delegasi dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang dipimpin Wakil Rektor Bidang Kerja Sama  Dr Soeprijanto, yang mendapat liputan media lokal Maroko.

Tosari Widjaja, dalam sambutannya,  antara lain memaparkan hubungan persaudaraan Indonesia-Maroko secara historis yang tercatat dalam sejarah, mulai dari kunjungan musafir terkenal Maroko Ibnu Batuthah di Kerajaan Samudera Pasai-Aceh pada abad pertengahan hingga kisah salah seorang sesepuh Wali Songo, Maulana Malik Ibrahim, yang lebih dikenal dengan nama Syeikh Maulana Maghribi.

Dikatakannya kedekatan hubungan Indonesia Maroko juga dilihat dari banyaknya kitab karya ulama Maroko yang dijadikan rujukan bahan pelajaran wajib di pesantren-pesantren di Indonesia. Selain peran aktif Indonesia dalam pejuang kemerdekaan Maroko serta penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955 hingga kunjungan bersejarah Presiden Soekarno ke Maroko pada bulan Mei 1960.

"Kedekatan hubungan historis tersebut menjadi landasan dan batu pijakan bagi kedua negara untuk lebih memperkuat dan meningkatkan hubungan di berbagai bidang serta membangun jembatan kerjasama peradaban Indonesia-Maroko," ujarnya.

Lebih lanjut Tosari Widjaja menyampaikan arti penting penguasaan bahasa dalam hubungan antarnegara dan antarmasyarakat sebagai salah satu faktor penting dalam kerangka peningkatan hubungan bilateral di berbagai bidang.

Tosari Widjaja mengajak masyarakat Maroko dan mahasiswa Maroko untuk  mempelajari dan mendalami lebih lanjut tentang Bahasa Indonesia. Dengan belajar Bahasa Indonesia akan banyak mengenal dan mengetahui tentang Indonesia, ujar Dubes.

Sementara itu, Rektor Universitas Mohamed V dalam sambutannya, antara lain, menyampaikan dukungan dan sambutan baik untuk pembukaan pengajaran Bahasa Indonesia di Universitas Mohamed V.

Disampaikan pula bahwa dengan pembukaan pengajaran Bahasa Indonesia tersebut dapat meningkatkan hubungan Maroko-Indonesia di berbagai bidang khususnya bidang pendidikan, serta  mendorong masyarakat Maroko untuk mengenal lebih lanjut  budaya Indonesia.

Acara pembukaan pengajaran Bahasa Indonesia ditandai dengan memainkan angklung bersama  Dubes dan Rektor Universitas Mohamed V yang diikuti pemutaran video dengan diiringi lagu "Halo-Halo Bandung".

Dalam acara pembukaan, juga ditampilkan tari dan musik tradisional Indonesia dari Group Sanggar Indra Kusuma-Jawa Barat yang menampilkan antara lain tari merak, tari kipas dan penampilan musik angklung yang mendapat sambutan meriah dan apresiasi para undangan.

Dengan digelarnya acara pembukaan, Bahasa Indonesia secara resmi diajarkan sebagai mata kuliah di Universitas Mohamed V Rabat Maroko, yaitu dengan menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pilihan dengan 4 SKS, disamping bahasa lainnya, seperti Bahasa China, Jepang, Korea, Urdhu, dan Turki.

Perkuliahan dimulai tanggal 15 Oktober mendatang dengan dosen pengajar dari Universitas Negeri Jakarta sebagai salah satu tindak lanjut kerja sama nota kesepahaman antara Universitas Negeri Jakarta dengan Universitas Mohamed V yang ditandatangani tahun lalu pada kunjungan delegasi Rektor UNJ Bedjo Sujanto ke Maroko, April tahun lalu.

Universitas Mohamed V dikenal sebagai universitas terkemuka di Maroko. Namanya diambil dari nama raja yang memerintah Maroko mulai tahun 1927 sampai tahun 1961 dan diresmikan pada tahun 1957 oleh Raja Mohamed V . Saat ini terdapat sekitar 24.000 orang mahasiswa yang menempuh pendidikan di universitas yang di Maroko dikenal dengan sebutan King University. Hal ini berkaitan dengan Raja Maroko Hassan II dan Mohamed VI yang pernah menempuh pendidikan di universitas tersebut.

sumber : kompas.com