Bocah Kehilangan Alat Kelamin Saat Khitan - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Bocah Kehilangan Alat Kelamin Saat Khitan

Bagaimana rasanya kalau alat vital kita tidak ada atau terpotong saat dikhitan? Peristiwa tragis itulah yang dialami Dendi (11). Siswa kelas VI SD 209 Masgo Gadang, Kelurahan Gunung Raya Kerinci, Provinsi Jambi ini, harus bertahan dengan “anu” yang hanya tinggal 3 cm.

Saat ditemui di ruang bedah anak RS M Djamil Padang, Kamis (2/8), Dendi yang suka senyum ini, tampak tabah dengan apa sudah dialaminya sebulan yang lalu. Dendi adalah korban dari kesalahan proses khitanan oleh seorang mantri (tukang sunat) di Jambi.

“Saat dipotong, rasanya sakit. Dan saya tidak sadar, ternyata semuanya sudah hilang, dan saya cuma diberi anti-biotik untuk menahan rasa sakit,” jelas Dendi lantang.
Dendi yang juga juara kelas sejak kelas I hingga kelas VI ini tidak menyangka sama sekali kalau kesalahan proses itu menyebabkan “anunya” tidak ada lagi. “Kalau pipis, rasanya sakit sekali,” ujar Dendi.

Yang lebih menambah penderitaan Dendi, sejak masuk ke RS M Djamil, pada 27 Juni lalu, Dendi tidak pernah ditemui lagi oleh kedua orangtuanya. Sejak kelas V SD, Dendi sudah tinggal dengan neneknya, Jajok (54) setelah kedua orangtuanya berpisah.

“Bapak dan ibu sudah meninggalkan saya sejak kelas V. Selama ini, nenek yang membiayai kebutuhan saya sampai sekarang,” ujar anak semata wayang pasangan M Rizal (32) dan Winda (30), yang sekarang tidak diketahui keberadaannya.

Dendi mengaku sudah menerima apa yang akan terjadi pada dirinya, walaupun itu harus pahit sekalipun. Menurutnya, yang dibutuhkan saat ini adalah support dari pasien lain yang ada satu ruangan dengannya di ruang bedah anak itu.

Pejabat Pemberi Informasi (PPI) RS M Djamil Padang, Gustafianof mengatakan, Dendi menderita nekrosis glands penis (gangguan syaraf di penis) akibat kesalahan proses laser yang digunakan mantri dalam praktik simkosisi (khitanan). “Saat masuk kesini sebulan lalu, penis Dendi sudah hitam dan terlihat infeksi,” jelas Gustafianof. 

Rencananya, Senin (6/8) depan, Dendi akan dioperasi plastik guna menambahkan kulit pada penisnya. “Untung saja Dendi ada Jamkesmas, sehingga biaya pengobatan tidak begitu menyulitkan keluarga pasien,” papar Gustafianof.

Dendi sendiri menyebut ingin menjadi seorang wartawan, karena dia bisa mengetahui banyak informasi dan bertemu banyak orang. Ia pun berkeinganan setelah operasi nanti, akan menumpang tinggal di Padang dan belajar jadi wartawan, sembari sekolah. “Saya suka ketemu orang, dan suka membantu orang, jadi saya ingin jadi wartawan,” ucap Dendi sumringah kepada wartawan yang meliputnya.

Sumber: jpnn.com