Terus Diburu, Kanguru di Merauke Nyaris Punah - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Terus Diburu, Kanguru di Merauke Nyaris Punah



Kanguru atau Walep (Saham) dalam bahasa Malind Anim, semakin berkurang di Taman Nasional Wasur Merauke, Papua. Penurunan jumlah Kanguru sepuluh tahun terakhir ditengarai akibat perburuan liar menggunakan senjata.

"Sangat kurang, padahal Saham itu adalah hewan yang dianggap sakral dari totem marga di penduduk Malind Anim." kata hengky Mahuze, warga Kampung Bokem, Merauke, Sabtu 28 Juli 2012.

Ia mengatakan, selain Kanguru, Rusa di kawasan konservasi Taman Nasional Wasur (TNW) juga menjadi sasaran pemburu gelap. Harga daging Kanguru dan Rusa begitu menjanjikan. Berkisar antara Rp60.000 - Rp75.000 per kg untuk Rusa, sedangkan Kanguru dari Rp45.000 - Rp60.000 per kg. "Kita sesalkan perburuan Rusa dan Kanguru, kita menggunakan panah tradisional, hanya untuk makan. Sementara pemburu liar, pakai senjata," ujarnya.

Kanguru atau Saham berukuran kecil. Berbeda dengan Kanguru Australia yang bertubuh besar, Saham Merauke dilindungi karena merupakan hewan endemik daerah itu. Saham memiliki hubungan dengan totem marga Samkakai.

Totemisme, atau keterkaitan marga dengan tumbuhan atau satwa berlaku di suku Malind Anim sejak nenek moyang. Marga Balagaize misalnya disebut erat dengan Buaya dan Burung Elang, Gebze disimbolkan dengan pohon kelapa, Kaize; Kasuari, dan Basik-Basik; Babi. "Ada penghinaan kalau Saham diburu, artinya itu juga membunuh kami orang Marind," kata Hengky.

Perburuan liar di Merauke kata dia, berlangsung sejak puluhan tahun lalu. "Sekarang agak berkurang, dulu, Rusa diburu hanya untuk diambil tanduknya, harga tanduk ratusan ribu. Dagingnya dibuang. Saham juga begitu, diburu untuk dijual di kota," katanya.

Kepala Balai Taman Nasional Wasur, Dadang Suganda mengakui, masih terdapat pemburuan Rusa dan Kanguru secara liar dalam Taman Nasional. "Itu tidak bisa dipungkiri, sebab disekitar maupun didalam kawasan, ada masyarakat lokal yang bergantung hidupnya terhadap ekosistem Taman Nasional," ujar Dadang.

Masyarakat pemburu, kata Dadang, mendapatkan hewan tersebut dengan cara tradisional maupun modern. "Perburuan tradisional, sasarannya hewan yang sudah tua dan untuk dikonsumsi. Ditakutkan adalah pemburu dari luar yang menggunakan senjata api, mereka yang membuat Rusa dan Kanguru makin habis," katanya.

Dari ribuan Kanguru yang dapat ditemukan di Taman Nasional 20 tahun silam, hanya ratusan yang diperkirakan hidup saat ini. "Ada penangkaran Kanguru, tapi kita akui bahwa akibat keterbatasan personil mengawasi taman, telah memberi celah perburuan liar tidak terpantau," kata Dadang.

Taman Nasional Wasur memiliki luas sekitar 430 ribu hektar. Memiliki potensi keanekaragam hayati sangat tinggi. Kawasan ini juga merupakan tempat bagi beberapa jenis burung migran dari Australia dan New Zealand. Terdapat 403 species burung dengan 74 diantaranya endemik Papua. 114 spesies adalah hewan dan tumbuhan dilindungi.


sumber : yahoo.com