Orang Kurus Ternyata Jauh Lebih Tak Sehat Dibanding Orang Gemuk - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Orang Kurus Ternyata Jauh Lebih Tak Sehat Dibanding Orang Gemuk

Kelebihan berat badan atau obesitas saat ini dijadikan ancaman serius bagi kesehatan. Kelebihan berat badan dan obesitas memang berisiko memicu berbagai penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi dan kolesterol. Berbeda dengan obesitas, orang yang terlalu kurus hampir tidak pernah tersentuh oleh sorotan. Nyatanya, terlalu kurus justru lebih tidak sehat dibanding kelebihan berat badan.

Sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari University of California Davis School of Medicine menunjukkan orang yang kurus atau 'underweight' jauh lebih berbahaya dibandingkan orang yang gemuk atau 'overweight'.

"Saat ini sangat luas diyakini bahwa kelebihan berat badan atau obesitas akan meningkatkan risiko kematian. Namun temuan kami menunjukkan hal ini mungkin tidak sesederhana itu. Dalam rentang waktu 6 tahun dari evaluasi yang kami lakukan, kami menemukan bahwa hanya obesitas berat saja yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian," kata prof Anthony Jerant seperti dilansir The Register, Jumat (13/7/2012).

Jerant dan timnya mensurvei hampir 51.000 orang Amerika dari segala usia selama 6 tahun. Hasil analisis mengungkapkan bahwa peserta yang memiliki indeks massa tubuh dalam kategori kurus atau 'underweight' memiliki risiko kematian 2 kali lipat lebih besar dibandingkan peserta dengan indeks massa tubuh yang normal.

Yang mencengangkan, peserta yang memiliki indeks massa tubuh dalam kategori gemuk atau kelebihan berat badan 'hanya' memiliki risiko kematian 1,26 kali lipat lebih tinggi dibandingkan yang normal.

Orang yang sangat gemuk ditemukan lebih mudah menderita hipertensi dan diabetes. Namun begitu kedua penyakit tersebut dikurangi, ternyata banyak juga orang gemuk yang tidak mengidap diabetes dan hipertensi. Orang gemuk ini risiko kematiannya tidak begitu jauh lebih besar dibandingkan orang yang memiliki indeks massa tubuh normal.

"Kami berharap temuan kami akan mendorong munculnya penelitian yang akan memeriksa kembali hubungan antara kelebihan berat badan atau obesitas dengan risiko kematian jangka panjang," kata prof Jerant.

Kebanyakan pengkategorian tubuh saat ini didasarkan pada indeks massa tubuh, di mana seseorang dinilai 'underweight', 'normal', 'overweight', 'gemuk' atau 'sangat gemuk'. Indeks massa tubuh disusun pada awal abad 19 oleh seorang sosiolog Belgia tanpa kualifikasi medis. Oleh karena itu, beberapa ahli masa kini menganggap indeks massa tubuh kurang tepat digunakan untuk mengukur kondisi seseorang.

Sumber : detik.com