Resistensi terhadap penataan ulang frekuensi 3G kembali disuarakan oleh para operator 3G. Mereka tak mau kualitas layanannya ke pelanggan terganggu akibat wacana kebijakan ini.
Penataan frekuensi ini rencananya akan dilakukan kembali setelah dua blok 3G yang tersisa di pita 2,1 GHz dilelang lewat seleksi beauty contest paling lambat September 2011 nanti.
"Walau hanya blok 11 dan 12 yang diseleksi, tetapi pemenang belum tentu akan menempati dua blok tersebut karena nantinya ada penataan ulang," ungkap anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) M Ridwan Effendi di Seremanis, Jakarta, Selasa (10/7/2012).
Menanggapi wacana ini, mantan anggota BRTI Heru Sutadi mengingatkan, ada celah hukum yang bisa membuka peluang masalah di kemudian hari bagi pemerintah jika terus berkeras menata ulang.
"Sebaiknya pemerintah menawarkan blok yang ditawarkan dengan menyebut nomor blok tanpa penataan ulang. Jika dijanjikan ada penataan ulang, itu akan berbahaya dan nantinya berlarut dalam debat kusir. Pemerintah harus belajar dari kerasnya tarik menarik penataan ulang blok kedua 3G pada 2011," jelasnya.
Operator yang mengikuti seleksi tambahan blok 3G ini juga berharap tidak ada penataan ulang besar-besaran jika nantinya menjadi pemenang. Menurut GM Regulatory XL Axiata Nies Purwati, masalah ini bisa berdampak pada kualitas layanan pelanggan dan menimbulkan biaya ekonomi tinggi.
"Kami butuh tambahan blok ketiga di frekuensi 3G karena trafik kian tinggi. Tetapi jika ada wacana harus ditata ulang secara besar-besaran, kita keberatan. XL lebih memilih menerima keadaan dua blok yang dilelang itu apa adanya," tegasnya dalam diskusi Spectrum Management.
Diungkapkannya, XL akhir 2010 lalu secara sadar berpindah blok dan itu menimbulkan biaya yang tidak murah walau jaringan belum seluas saat ini. Saat itu, XL menempati blok 6, dimana posisinya terjepit antara Indosat dan Telkomsel. Saat ini XL menempati posisi blok 9 dan 10.
"Saat kami bergeser, jumlah pelanggan dan jaringan belum sebesar sekarang. Saat itu memang tidak butuh waktu lama dengan cara kluster. Tetapi jika itu dilakukan dengan kondisi sekarang, bisa menganggu kualitas layanan dan biayanya lumayan besar," jelasnya.
GM Regulatory Indosat Risagarti menambahkan, walau pihaknya bukan dalam posisi ingin menambah blok 3G, tetapi jika ada wacana penataan ulang besar-besaran, sebaiknya harus dilakukan secara fair dan melibatkan semua pemilik lisensi.
"Masalahnya, masing-masing operator sudah memiliki pelanggan yang besar. Kalkulasinya harus matang," kata dia.
Sementara GM Technology Strategy, Axis Telekom Indonesia, Deden Machdi mengungkapkan, pengguna data di jaringannya selama 10 minggu terakhir trafiknya meningkat hingga 21%.
"Dari situ kami melihat tren dalam waktu 3-4 tahun mendatang kami sudah membutuhkan tambahan 3G agar bisa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," tukasnya.
Sumber : detik.com