Saat kiriman lobster seberat 50 kg datang ke kios penjual makanan laut sekaligus restoran Bill Sarro bulan lalu, ada kejutan di dalamnya. Terdapat enam lobster oranye yang kemungkinannya ada 1 dalam 10 juta.
"Tukang potong saya sedang membuka-buka kiriman tersebut dan bilang, 'Ya ampun, bos, mereka mengirim lobster mati yang sudah matang ke kita'," kata Sarro, pemilik Fresh Catch Seafood di Mansfield, Massachusetts. "Dia lalu mengambil satu lobster yang dikira mati itu, dan merangkak di lengannya."
Laporan akan kemunculan lobster-lobster berwarna aneh biasanya jarang terjadi di tempat penangkapan di New England dan Kanada Atlantik. Lobster normal biasanya berwarna coklat kehijauan dan bintik-bintik.
Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, lobster berwarna biru terang, oranye, hijau, putih, belang tiga, atau setengah-setengah berbeda, makin sering ditemukan. Kini sangat umum mendengar cerita bahwa dalam beberapa bulan sekali ada lobster unik yang berhasil ditangkap.
Direktur peneliti New England Aquarium di Boston Michael Tlusty masih belum bisa menelusuri akar permasalahan ini. Mungkin saja karena kemajuan teknologi -- banyaknya ponsel berkamera dan media sosial -- maka berita keanehan seperti ini semakin sering terjadi.
Mungkin juga karena semakin banyak lobster aneh tertangkap karena angka panen lobster yang juga melesat. Jumlah lobster yang dipanen dalam 20 tahun terakhir sudah bertumbuh empat kali lipat dalam 20 tahun terakhir menjadi hampir 47,6 juta ton tahun lalu.
Jika hasil tangkapan mencapai empat kali lipat, maka masuk akal jika ada empat kali lipat kemungkinan lobster-lobster unik ikut tertangkap.
Tetapi Tlusty juga bertanya-tanya, "Apakah karena Twitter yang aktif dan orang-orang menjadi sangat tertarik akan lobster warna-warni? Atau memang ada peningkatan? Atau karena kita menangkap lebih banyak lobster sehingga kita punya banyak kesempatan untuk melihatnya?"
"Kita bisa memunculkan berbagai penjelasan, tapi datanya belum ada."
Lobster sebenarnya memang memiliki bermacam-macam warna karena variasi genetik.
Tetapi peluang untuk menangkap lobster biru adalah 1 dalam 2 juta, oranye 1 dalam 10 juta, sementara peluang menangkap lobster kuning atau tiga warna 1 dalam 30 juta. Lobster dalam dua warna berbeda malah 1 dalam 50 juta, dan lobster putih adalah yang paling jarang, 1 dalam 100 juta.
Tidak ada yang tahu secara pasti, meski begitu yang jelas adalah lobster-lobster berwarna muncul dalam frekuensi yang lebih sering dalam beberapa tahun terakhir.
Dulunya perairan Cutler di timur Maine adalah tempat bersarangnya lobster biru, setelah sekitar 1500 bibit lobster biru dilepaskan pada 1990 untuk memantau tingkat adaptasi mereka, kata Bob Bayer, direktur eksekutif Institut Lobster Universitas Maine.
Perairan Montauk, NY, juga dulu menjadi tempat lobster biru, setelah beberapa peneliti melepaskan lobster biru di sana. Lobster oranye terang juga dipercaya berasal dari perairan sama di Kanada.
Meski warnanya berbeda, lobster-lobster ini normal dan akan berwarna merah ketika dimasak. Kecuali buat lobster berwarna putih, karena mereka tidak memiliki pigmen. Orang yang makan tidak akan merasakan perbedaan rasanya.
Para ilmuwan mengatakan mungkin saja populasi lobster kini memiliki persentase keanehan yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.
Lobster-lobster warna berbeda ini lebih sering jadi korban pada predator karena warna mereka mencolok, jadi tidak bisa berbaur dengan lobster lain, kata Diane Cowan, direktur eksekutif The Lobster Conservancy di Friendship, Maine.
Tetapi, dengan menurunnya populasi predator seperti ikan cod, mungkin ada tingkat hidup yang lebih tinggi di antara lobster-lobster berwarna yang lebih mudah dipilih, katanya.
Cowan pernah melihat lobster-lobster warna unik lain. Yang paling cantik adalah warna pink dan ungu.
sumber : yahoo.com