Mau Hidup 2 Tahun Lebih Lama? Batasi Duduk Maksimal 3 Jam/Hari - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Mau Hidup 2 Tahun Lebih Lama? Batasi Duduk Maksimal 3 Jam/Hari

Kebanyakan duduk dan kurang bergerak adalah faktor risiko kematian dini pada manusia moderen yang hidup di perkotaan. Padahal hanya dengan membatasi duduk maksimal 3 jam/hari saja, seseorang bisa memperpanjang usianya hingga 2 tahun.

Prinsipnya sederhana, makin banyak bergerak maka tubuh akan semakin bugar. Bukan cuma lebih kebal terhadap risiko infeksi, tubuh yang bugar juga lebih aman dari berbagai risiko penyakit kronis tidka menular seperti kanker maupun ganguan jantung dan pembuluh darah.

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan Peter Katzmarzyk dari Biomedical Research Center kembali menegaskan hal itu. Hanya dengan membatasi waktu duduk santai di depan televisi misalnya, maka usia harapan hidup bisa bertambah antara 1 hingga 2 tahun.

"Meningkatkan perilaku sedentary (kurang bergerak) merupakan faktor risiko penting, sama seperti merokok dan kegemukan," kata Katzmarzyk seperti dikutip dari MSNBC, Selasa (10/7/2012).

Penelitian lain sebelumnya menunjukkan bahwa kurang gerak merupakan salah satu faktor pemicu utama dalam 173.000 kasus kanker di Amerika Serikat tiap tahunnya. Tidak heran karena di negara ini, rata-rata penduduknya menghabiskan waktu 4,5 hingga 5 jam hanya untuk duduk-duduk santai.

Katzmarzyk bersama timnya menganalisis 5 penelitian terdahulu yang melibatkan tak kurang dari 167.000 orang dewasa. Penelitian-penelitian yang menjadi bahan kajian tersebut dilakukan antara 4 hingga 14 tahun, dengan membandingkan risiko kematian serta aktivitas fisiknya sehari-hari.

Dari hasil kajian informasi, ditemukan bahwa 27 persen penyebab kematian berhubungan dengan kebiasaan duduk terlalu lama. Selain itu, 19 persen kasus kematian dini pada para partisipan juga terkait dengan kebiasaan nonton televisi, yang membuat orang malas bergerak.

Meski demikian, para peneliti mengakui hasil kajian ini punya sejumlah keterbatasan sehingga hasilnya mungkin tidak terlalu akurat. Salah satunya, para paritispan melaporkan sendiri berapa lama waktu yang dihabiskan untuk duduk sehingga belum tentu semua menjawabnya dengan jujur.

Sumber :detik.com