Abaikan Saja 5 Ancaman Kesehatan Ini Karena Belum Terbukti - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Abaikan Saja 5 Ancaman Kesehatan Ini Karena Belum Terbukti

Banyak penelitian menunjukkan bahwa barang-barang tertentu yang akrab dengan Anda setiap hari dapat menimbulkan risiko terhadap masalah kesehatan. Tetapi Anda mungkin tidak perlu menghindarinya dengan mempertimbangkan manfaat yang Anda dapatkan.

Berikut 5 ancaman kesehatan yang mungkin dapat Anda abaikan, seperti dilansir dari abcnews, Jumat (6/7/2012) antara lain:

1. Handphone yang menyebabkan kanker otak

Peneliti melaporkan bahwa data dari 750 orang peserta studi yang memiliki kebiasaan memegang telepon genggamnya hanya pada satu sisi telinga saja lebih mungkin mengalami tumor otak pada sisi yang sama yang dapat berkembang menjadi kanker.

Studi lain menyatakan bahwa sinyal operator yang buruk juga dapat meningkatkan risiko kanker otak. Hal ini terjadi karena ketika Anda sedang menelepon, frekuensi sinyal tidak stabil dan akan mempengaruhi otak Anda. Pastikan untuk memilih operator dengan kualitas sinyal yang baik.

Tetapi banyak pula penelitian yang kontra dan menyatakan bahwa radiasi handphone sama dengan radiasi radio dan televisi yang tidak berisiko terhadap kanker. Selain itu, kebutuhan akan komunikasi membuat seseorang tidak bisa dipaksa untuk meninggalkan kebiasaan menggunakan handphone setiap hari.

2. Vaksin menyebabkan Autisme

Pada tahun 1998 jurnal medis di Inggris The Lancet menerbitkan studi yang menghubungkan antara penggunaan vaksin seperti campak, gondok, dan rubella dengan terjadinya autisme.

Peneliti menyimpulkan bahwa vaksin yang diberikan kepada anak-anak menyebabkan kebocoran nutrisi makanan dari usus ke dalam aliran darah dan ke otak, sehingga menyebabkan kerusakan.

Tetapi pada tahun 2010, jurnal The Lancet mencabut studi tersebut secara resmi karena tidak banyak bukti yang mendasari penelitian tersebut yang hanya melibatkan 12 anak sebagai ukuran sampel.

Meskipun banyak pro dan kontra terhadap pemberian vaksin pada anak, tetapi vaksinasi tertentu, seperti polio, campak dan gondok pada anak yang masih balita sangat penting dalam pencegahan penyakit.

3. Nitrit dalam daging menyebabkan kanker

Pada tahun 1970 jurnal Nature menerbitkan sebuah studi yang menyatakan bahwa tikus yang diberi makan daging yang telah diawetkan dengan nitrit dapat menderita kanker. Padahal buah-buahan, sayuran dan bahkan tubuh juga menghasilkan nitrit secara alami setiap hari.

Karena air liur juga mengandung nitrit, apakah seseorang juga disarankan untuk tidak menelan ludah agar terhindar dari kanker? Tentu saja tidak. Kandungan nitrit pada daging tidak sebanyak yang diproduksi oleh tubuh setiap hari.

4. Merkuri dalam ikan berbahaya

Pada tahun 2004 FDA (Food and Drug Administration) menyatakan bahwa wanita dalam usia subur tidak boleh makan ikan seperti hiu dan ikan kembung. Ikan ini memiliki tingkat merkuri yang lebih tinggi dari jenis ikan lain.

Penelitian lain juga telah menyajikan beberapa bukti bahwa paparan merkuri dalam rahim dapat menyebabkan kerusakan otak pada janin dan bayi. Pada tahun 1997 salah satu penelitian menyatakan konsumsi ikan menyebabkan tingkat merkuri yang lebih tinggi di dalam rahim yang berhubungan dengan menurunnya memori, perhatian, bahasa, dan persepsi ruang visual.

Tapi risiko konsumsi ikan tidak berlaku untuk masyarakat umum. Pada kenyataannya manfaat makan lebih besar daripada risiko yang disebutkan tersebut. Orang dewasa rata-rata membutuhkan satu sampai dua porsi ikan per minggu untuk mengurangi risiko penyakit jantung sebesar 36 persen, menurut Journal of Environmental Research and Public Health pada tahun 2009.

Ikan juga mengandung omega-3 dan DHA yang baik untuk perkembangan otak bayi ketika dikonsumsi ketika sedang hamil atau menyusui. Maneurut para ahli gizi, jika manfaatnya lebih besar, tidak ada alasan untuk menghindari konsumsi ikan.

5. Semua jenis botol plastik untuk air minum berbahaya

Sebuah studi pada tahun 1998 menyatakan bahwa zat kimia BPA yang digunakan dalam produksi plastik keras dan lapisan dari kaleng aluminium, menyebabkan kelainan reproduksi dan perkembangan pada tikus. Berbagai kelompok penelitian juga menemukan bahwa BPA dapat bermigrasi dari wadah plastik ke dalam makanan dan air yang berbahaya bagi kesehatan.

Tapi tidak semua plastik diproduksi dengan menggunakan BPA. Botol sekali pakai pada kemasan air minum dan soda dibuat dengan polietilen tereftalat (PET) yang tidak akan mencemari minuman Anda.

Sebagian besar penelitian tentang BPA telah menggunakan tikus sebagai subyeknya dan hasilnya mungkin kurang relevan pada manusia. Selain itu, asupan harian BPA yang berpengaruh pada manusia adalah satu seperseribu dari jumlah yang mempengaruhi tikus.

Efek samping tersebut belum pernah diamati pada manusia. Yang terpenting adalah menetapkan batas aman pada penggunaan media plastik dalam kehidupan Anda sehari-hari. Jumlah BPA yang berinteraksi dengan Anda dalam sehari mungkin tidak begitu memberikan pengaruh yang berarti.

sumber : detik.com