“Pertama-tama harus dicek, Malaysia itu klaim ke siapa. Klaim ke UNESCO misalnya, itu yang paling kuat," kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Wiendu Nuryanti.
Kementerian, kata dia, punya data lengkap soal klaim budaya yang akan diajukan ke UNESCO tanggal 29 Juni 2012. "Dan Malaysia tidak ada di daftar itu,” kata Wiendu ketika dihubungi VIVAnews, Senin 18 Juni 2012.
Wiendu Nuryanti |
Sebelumnya situs Bernama melansir, Malaysia akan meregistrasi tari Tor-tor dan Gordang Sambilan sebagai peninggalan nasional mereka berdasarkan Bab 67 Undang-undang Peninggalan Nasional 2005. Menteri Informasi, Komunikasi, dan Kebudayaan Malaysia Datuk Seri Rais Yatim menyatakan, mempromosikan kebudayaan dan seni asal Mandailing penting untuk mempererat persatuan.
Namun langkah Malaysia ini lagi-lagi menuai reaksi keras dari masyarakat Indonesia. Insiden klaim-mengklaim budaya memang bukan pertama kali terjadi di antara kedua negara tetangga serumpun ini. Kemendikbud RI sendiri mempertanyakan dasar klaim Malaysia atas tari Tor-tor itu.
Bila Malaysia hendak mencatatkan tari Tor-tor dan Gordang Sambilan sebagai warisan budaya mereka, maka kedua tarian itu dinilai harus punya kekuatan sejarah di Malaysia. “Karena budaya itu memiliki akar sejarah dan tradisi,” kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemendikbud RI, Ibnu Hamad.
Sumber: vivanews.com