"Temuan ini berjalan jauh dalam menjelaskan mengapa minum minuman berkafein dapat mengurangi peluang seorang wanita untuk hamil," kata Sean Ward, pemimpin penelitian profesor fisiologi dan biologi sel di University of Nevada School of Medicine, seperti dilansir dari health.india, Kamis (7/6/2012).
Sel telur berbentuk mikroskopis dan perlu melakukan perjalanan ke rahim seorang wanita agar dapat bertemu dengan sperma agar dapat hamil. Menurut British Journal of Pharmacology, meskipun proses ini sangat penting agar kehamilan sukses, para ilmuwan belum memiliki banyak pengetahuan tentang bagaimana sel telur bergerak menuju rahim.
Secara umum diasumsikan bahwa rambut kecil pada lapisan tuba falopi yang disebut dengan silia dibantu oleh kontraksi otot di dinding tuba falopi, akan menggerakkan sel telur menuju rahim.
Ward melakukan percobaan dengan memberikan asupan kafein pada tikus. Kemudian dilakukan pengamatan terhadap pengaruh kafein dalam kadar yang tinggi terhadap tuba falopi tikus.
Ward dan timnya menemukan bahwa kafein menghentikan tindakan sel-sel khusus pada dinding tuba falopi. Sel-sel tersebut mengkoordinasikan kontraksi otot tuba falopi. Kontraksi otot memainkan peran yang besar terhadap peran silia dalam menggerakkan telur menuju rahim.
Sehingga ketika sel tersebut bermasalah, gerak sel telur akan terhambat dan tidak bisa turun menuju rahim.
"Penemuan ini memberikan penjelasan menarik tentang mengapa wanita dengan konsumsi kafein tinggi sering memakan waktu yang lebih lama untuk hamil dibanding wanita yang tidak mengkonsumsi kafein," kata Ward.
Selain berpotensi untuk membantu wanita yang menemukan kesulitan untuk hamil, pemahaman yang lebih baik dari cara kerja tuba falopi akan membantu dokter mengobati radang panggul dan penyakit menular seksual.
Sumber : detik.com
