Banyak orangtua mengira anak yang gemuk dan chubby adalah anak yang sehat. Padahal jika diperhatikan dengan seksama, anak-anak yang gemuk cenderung kurang lincah.
Bahkan sebuah penelitian terbaru di AS mengungkapkan bahwa anak-anak yang kelebihan berat badan mungkin tak memiliki kinerja akademis yang baik, khususnya dalam mata pelajaran matematika layaknya rekan-rekannya yang memiliki berat badan normal.
Meskipun studi ini tidak menemukan hubungan sebab-akibat langsung antara kondisi kelebihan berat badan atau obesitas dan performa di sekolah, peneliti menemukan bahwa anak-anak yang sudah mulai gemuk sejak TK hingga kelas 5 selalu mendapatkan nilai yang buruk pada ujian-ujian mata pelajaran matematika .
"Anak-anak seperti ini bukannya kurang pintar, tapi performanya kurang bagus," ungkap ketua tim peneliti Sara Gable, seorang profesor dan spesialis di bidang nutrisi dan fisiologi olahraga di University of Missouri, Columbia.
Gable menduga masalah interpersonal dan perilaku internalisasi mungkin yang menyebabkan berat badan mempengaruhi performa anak-anak itu dalam mata pelajaran matematika.
"Kita tahu, secara umum, anak yang memiliki hubungan yang buruk dengan teman-temannya juga tidak memiliki performa yang bagus di sekolahnya," lanjutnya. "Begitu juga dengan anak-anak yang memiliki perilaku internalisasi. Perilaku internalisasi diantaranya cemas, khawatir, tidak merasa memiliki banyak teman dan sering merasa sedih."
Anak-anak yang bermasalah dengan berat badannya pun cenderung memiliki perilaku terinternalisasi dan tidak memiliki kemampuan interpersonal yang baik," tambahnya. "Bisa jadi efeknya merupakan akumulasi dari tahun ke tahun."
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Child Development ini, Gable dan rekan-rekannya menemukan bahwa anak-anak yang kelebihan berat badan sejak TK hingga kelas 5 selalu mendapatkan nilai buruk pada tes matematika sejak menginjak kelas satu. Status berat badannya justru tidak berpengaruh.
"Itu berarti ada beberapa aspek di lingkungan sekolah yang mempengaruhi performa anak-anak itu," kata Gable seperti dilansir dari HealthDay, Jumat (15/6/2012).
Salah satu faktornya ditemukan peneliti ketika para guru diminta untuk menilai tingkat keterampilan interpersonal anak-anak dan perilaku internalisasinya. Para guru pun cenderung menilai anak-anak yang kelebihan berat badan memiliki perilaku internalisasi daripada rekan-rekannya yang tak pernah mengalami obesitas.
Secara khusus, para guru juga lebih cenderung menemukan anak perempuan obesitas-lah yang paling sering bermasalah dengan rekan-rekannya dibandingkan dengan rekan-rekannya yang berat badannya normal dan hal ini tidak ditemukan pada anak laki-laki.
Gable mengatakan mungkin ada faktor lain yang muncul. Misalnya, anak obesitas lebih sering bolos sekolah sehingga ketinggalan pelajaran. Anak obesitas juga lebih cenderung memiliki gangguan tidur, yang jika tidak diobati, dapat mempengaruhi performanya di siang hari atau saat jam sekolah.
Sumber : detik.com