Ekonom: Pemerintah Diminta Intervensi Kasus Danamon-Temasek - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Ekonom: Pemerintah Diminta Intervensi Kasus Danamon-Temasek



Pemerintah Indonewis diminta melakukan intervensi pada rencana aksi korporasi investor Singapura, Temasek Holdings Ltd untuk menjual saham Bank Danamon ke salah satu bank di negara tersebut, DBS. 


"Rencana itu kan hanya ditawarkan kepada pihak-pihak terafiliasi saja, sehingga menutup kesempatan perbankan nasional. Jadi, Pemerintah sebaiknya harus mengintervensi," tandas ekonom dari Ec-Think, Iman Sugema, saat dihubungi di Jakarta, Senin. 



Dia menjelaskan, jika hal itu berlanjut, selain melecehkan para pemangku kepentingan di Indonesia, juga penguasaan asing di perbankan nasional semakin memperbesar peluang besar terjadinya kasus pencucian uang (`money laundering`).


"Kepemilikan asing sampai 100 persen di bank di Indonesia bisa membuka pintu secara lebar bagi terjadinya kasus `money laundering`," tuturnya. 


Jadi, menurutnya, jika bank itu sepenuhnya milik asing, uang para penjahat `money laundering`-nya itu langsung ditransfer ke negara asal dari si pemilik bank tersebut.
"Sementara itu, regulator tidak punya kewenangan untuk menindak itu. Ini bisa jadi masalah `G to G` (negara ke negara). Sekarang, apakah kita punya hubungan bilateral dengan Singapura," tanyanya. 


Imam juga menyebut, jika Pemerintah RI dan DPR RI punya komitmen besar untuk memberantas `money laundering`, wacana mengenai pembentukan undang-undang pembatasani kepemilikan saham asing dapat segera direalisasikan. 


"BI dan DPR harus memiliki keberanian dan niat baik untuk mulai merancang seperti apa format kepemilikan saham asing ke depan. Diharapkan, bank lokal bisa diutamakan kepemilikannya," tandasnya.


Sebelumnya, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) menyampaikan surat pemberitahuan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai minat investor untuk membeli saham milik `Asia Financial` (Indonesia) Pte Ltd di bank tersebut.
Asia Financial yang dimiliki Temasek Holdings Ltd mempunyai 67,42 persen saham Danamon.


Danamon menjadi incaran investor asing, karena pertumbuhan kredit UMKM yang terus melonjak tinggi.


Bank yang dipimpin Henry Ho ini per Januari 2011 masih tercatat dimiliki oleh `Asia Financial` (Indonesia) Pte Ltd (AFI) sebesar 67,42 persen dan sisanya dikuasai publik.


Sementara 100 persen saham `Asia Financial` dikuasai Temasek secara tidak langsung melalui anak usahanya, antara lain `Fullerton Financial Holdings` Pte Ltd.


DBS merupakan salah satu grup jasa keuangan terbesar di Asia dengan operasi di 16 pasar dan terdaftar di `Singapura Exchange` (SGX). 


DBS didirikan pada 1968 sebagai bank pembangunan di Singapura.


Sumber: yahoo.com