Tidak ingin kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi 40 juta KL yang ditetapkan pada APBN P 2012 jebol akibat disparitas harga yang terlampau jauh, bulan ini (April 2012) pemerintah akan keluarkan peraturan pembatasan Premium (BBM bersubsidi). Hal ini juga mencegah mobil-mobil mewah 'minum' Premium.
Dirjen Migas, Evita Legowo mengatakan, pemerintah segera mengeluarkan aturan pengendalian BBM bersubsidi pada April 2012.
"Segera aturan tersebut keluar pada April ini, dan efektif pada Mei 2012. Kita tidak bilang pembatasan Premium tapi pengendalian BBM bersubsidi," kata Evita ketika ditemui di Hotel Four Seasions, Jakarta, Rabu (11/4/2012).
Menurut Evita, pengendalian BBM bersubsidi nantinya hanya untuk Premium sementara untuk solar belum diberlakukan.
"Ya dikendalikan adalah konsumsi Premium, karena kita ingin menjaga kuota 40 jt KL tidak jebol," ujarnya.
Dikatakannya, untuk tahap awal, aturan pengendalian akan diberlakukan untuk Jawa-Bali. "Ini juga harus melihat dulu kesiapan infrastrukturnya, sementara Pertamina sendiri sudah menyatakan siap," ucapnya.
Menurut Evita, aturan tersebut merupakan lanjutan dari keluarnya Peraturan Presiden nomer 15/2012 yang didalamnya sudah diatur pengendaliaan konsumsi BBM bersubsidi.
"Ini juga harus segera dikendalikan karena kalau tidak segera dilakukan maka kuota konsumsi BBM bersubsidi bisa jebol antara 46 juta KL sampai 47 juta KL," tandasnya.
Pemerintah akan menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) yang mengatur pelarangan mobil pribadi dengan tipe tertentu menggunakan premium. Penerbitan Permen ini dikarenakan imbauan penggunaan pertamax saja ternyata tidak cukup.
Dirjen Migas Evita H Legowo mengungkapkan, pihaknya tengah mengodok beleid aturan pembatasn Bahan Bakar Minyak (BBM) terbaik bersama-sama dengan stakeholder.
"Nanti kita akan lihat siapa yang tidak boleh pakai (premium) sekarang ini belum ada aturannya jadi kita hanya menghimbau saja. Teman- teman juga ingat kita tidak menghimbau sekarang saja tetapi dari tahun lalu, tetapi kelihatannya hasilnya tidak signifikan," ujar ditemui wartawan di Hotel Four Seasons, Rabu (11/4/2012)
Menurut Evita, sejak kemarin pemerintah telah mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan pertamax. Namun, imbauan ini ternyata tidak efektif. Karenanya, pemerintah berencana mengeluarkan Permen pembatasan BBM bersubsidi yang akan efektif di Mei.
"Salah satu opsi adalah mengarah kepada. CC-nya. (Efektif) mungkin kalau enggak April- Mei awal, tetapi efektinya Mei," lanjut dia.
Dia menjelaskan, nantinya pulau Jawa dan Bali akan mendapatkan prioritas pelaksanaan Permen tersebut karena kesiapan infrastruktur.
Adapun rencana pengeluaran Permen pembatasan BBM bersubsidi ini, dilakukan karena berdasarkan penggunaan BBM subsidi tahun 2011, ternyata didominasi penggunaan mobil pribadi. "Kalau ini kita biarkan tanpa ada effort apa apa bisa sampai 46,47 juta KL (kuota BBM subsidi). Kita tahu penggunaan terbesar adalah kendaraan pribadi, 53 persen," tandas dia
Sumber : detik.com
okezone.com