Caroline Kinsey terlahir dengan dua jenis kelamin, perempuan dan laki-laki. Hingga usia 41 tahun ia adalah seorang laki-laki bahkan telah menikah dengan seorang wanita, karena orangtuanya tak memberitahu bahwa ia hermafrodit. Namun kini Caroline memutuskan untuk menjadi seorang perempuan.
Caroline Kinsey (42 tahun) tak mengetahui bahwa dirinya mengalami Disorder of Sex Development saat lahir. Orangtuanya tak pernah jujur hingga ia berusia 19 tahun. Karena rahasia itu, ia pun harus hidup sebagai pria hingga lebih dari 40 tahun.
Ia terlahir sebagai hermafrodit dengan memiliki dua organ kelamin. Namun saat masih bayi, orangtua mengoperasi vaginanya dan membuatnya menjadi seorang laki-laki bernama Carl John Baker.
Tapi dalam perkembangannya, Caroline merasakan ada yang berbeda dengan tubuhnya. Meski memiliki organ kelamin laki-laki, ia merasa tak sama dengan teman laki-laki sebayanya. Hingga akhirnya saat berusia 19 tahun ia baru tahu kebenarannya, bahwa ia terlahir dengan dua organ kelamin.
Ia sempat menikah dengan seorang wanita tapi pernikahannya gagal di tengah jalan. Setelah mengalami kegagalan pernikahan dan depresi, Caroline akhirnya memutuskan untuk mengenakan pakaian layaknya seorang perempuan 2 tahun lalu. Ia pun ingin menjalani operasi kelamin untuk bisa menjadi perempuan tulen.
"Dari kecil saya selalu tahu bahwa saya berbeda, tapi saya tidak tahu mengapa. Saat lahir, dokter memberitahu ibuku untuk menjadikanku seorang laki-laki. Dokter mengatakan lebih mudah menyembunyikan organ genital perempuan ketimbang laki-laki," jelas Caroline Kinsey, seperti dilansir Dailymail, Selasa (28/2/2012).
Caroline lahir pada tahun 1968 di Bull Hill Hospital, Darwen, Lancashire, dari pasangan Monica dan Rudolph Baker. Tetapi saat melahirkan, orangtuanya sangat terkejut ketika perawat mengatakan bahwa bayi perempuannya juga memiliki organ kelamin laki-laki.
Setelah mengoperasi organ vaginanya, dokter pun menyarankan untuk tidak memberitahunya rahasia tersebut. Keluarga pun memperlakukan Caroline sebagai seorang laki-laki sejak saat itu.
"Saya memiliki suara yang benar-benar feminin, tapi saya tidak pernah mengatakan bahwa saya berbeda dan saya berasumsi bahwa tubuh setiap orang memiliki caranya sendiri," tutur Caroline.
Tapi saat masuk sekolah, Caroline baru menyadari bahwa ia benar-benar berbeda. Teman laki-laki memanggilnya dengan nama yang mengerikan dan teman perempuan mengatakan bahwa ia aneh. Masa sekolah merupakan masa terberat untuknya dan ia pun tidak pernah memiliki pacar (perempuan).
Kondisi hermafrodit atau interseks memiliki beberapa abnormalitas sehingga menyebabkan sexual ambiguity (ambigu seksual). Kondisi ini juga sering disebut dengan XX male syndrome.
Orang dengan kondisi ini bisa merupakan laki-laki, tetapi faktanya juga memiliki genetik perempuan, atau sebaliknya. Terkadang, beberapa orang interseks juga memproduksi sperma dan sel telur.
Banyak orangtua yang memutuskan untuk memilih salah satu jenis kelamin setelah sang anak lahir, beberapa sukses hingga dewasa namun tak jarang ada yang gagal, salah satunya adalah Caroline.
Sumber: detik.com