Mencari dokter pribadi bukanlah hal yang sederhana. Ada banyak dokter yang membuka praktik dan tidak semuanya memiliki kualifikasi yang benar-benar baik dan berpengalaman. Bagaimana mencari dokter yang tepat?
"Mencari dokter sebelum jatuh sakit penting untuk memastikan kondisi kesehatan tetap terjaga," kata Trisha Torrey, konsultan kesehatan dan penulis buku 'You Bet Your Life: The Ten Mistakes Every Patient Makes' seperti dilansir dari Huffington Post, Minggu (26/2/2012)..
Untuk dapat menemukan dokter yang tepat, berikut adalah panduan-panduannya:
1. Cari Lewat Jaringan Sosial
Mulailah dengan meminta teman-teman dan keluarga untuk memberikan nama-nama dokter favorit mereka. Cara ini mungkin terlihat tidak ilmiah. Tetapi dalam suatu survei, peringkat dokter yang diperoleh lewat rekomendasi keluarga atau teman adalah cara yang paling tepat untuk memilih dokter yang baik.
Pertimbangkan juga memeriksa situs untuk melihat rekomendasi kebanyakan orang. Pendapat dari orang lain bisa dijadikan ukuran yang baik untuk melihat penanganan yang dilakukan dokter. Meskipun demikian, hal itu belum dapat mengukur kemampuan medisnya.
"Teman yang hanya memiliki memeriksa kondisi kesehatannya setahun sekali tidak memiliki penilaian yang baik mengenai kompetensi dokter favoritnya. Jadi, lihatlah apakah ada teman atau kenalan yang sedang mengalami gangguan kesehatan. Jika mereka merasa dilayani dengan baik oleh dokternya, maka dokter tersebut bisa dikatakan bagus," kata Torrey.
"Jika teman tidak memberikan petunjuk yang baik, hubungi rumah sakit akademik atau rumah sakit yang bekerja sama dengan sekolah kedokteran dan mintalah rekomendasi. Pusat pelayanan seperti ini biasanya memiliki tenaga medis yang bagus," kata Lisa Rubenstein, MD, direktur Center for the Study of Healthcare Provider Behavior.
2. Cari Tahu Rumah Sakit Tempat Dokter Bekerja dan Berlatih
"Tidak perlu membatasi diri dengan dokter yang lulus dari sekolah kedokteran paling bergengsi. Yang lebih penting adalah, rumah sakit tempat mereka melakukan residensi dan tempat mereka berlatih," kata Rubenstein.
Residensi adalah tempat dimana dokter mendapatkan pelatihan sambil bekerja. Sedangkan dokter-dokter lain tempat ia bekerja akan mengasah kemampuan dalam menangani pasien. Dua hal ini tidak akan didapatkan di sekolah kedokteran.
Carilah dokter yang memiliki sertifikasi dan bekerjasama dengan rumah sakit yang terkemuka. Karena jika ternyata harus dirawat di rumah sakit, rumah sakit yang sudah bekerjasama itulah kemungkinan rujukan pertamanya.
"Rumah sakit akademik umumnya lebih baik dalam hal keselamatan pasien daripada rumah sakit yang tidak tidak bekerjasama dengan sekolah kedokteran," kata Rubenstein.
3. Periksa Kantor Dokter
Beberapa rincian penting tentang seorang dokter dapat diketahui hanya dengan meneleponnya. Mulailah dengan menyapa. Jika resepsionis memperlakukan calon pasien dengan buruk, bisa jadi tanda bahwa praktek dokter tersebut tidak menghormati pasien pada umumnya.
Jika dokter dan stafnya bagus dan profesional, maka bisa diketahui bahwa sang dokter membuka praktek di mana semua pasien diperlakukan dengan hormat.
4. Nilailah Kepribadiannya
Setelah akhirnya dapat bertatap muka dengan dokter, lakukanlah konsultasi. Sebuah penelitian di Journal of American Board of Family Medicine menemukan bahwa pasien yang dokternya memiliki empati merasa lebih didukung dan lebih mampu mengarahkan kesejahteraannya sendiri.
Rubenstein menyarankan pasien untuk menanyakan tentang masalah kesehatan selama pertemuan pertama, baik yang remeh ataupun yang penting.
Ketika dokter menjawab pertanyaan, sebaiknya pasien menilainya sendiri: Apakah dokter memberikan penjelasan dengan baik? Apakah dokter mau berkonsultasi dengan pasien dan memberikan pasien waktu untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan lanjutan? Dokter yang melakukan hal-hal ini dan membuat pasien merasa nyaman berarti dokter yang tepat untuk pasien.
Sumber: detik.com