Seorang dokter di California dituduh telah meresepkan obat sembarangan untuk pasien yang belum tentu membutuhkan. Dokter wanita bernama Hsiu-Ying Tseng, 42 tahun, ini harus menghadapi tuduhan pembunuhan setelah pasiennya meninggal dunia. Dr Tseng meresepkan lebih dari 27.000 obat untuk pasiennya selama tiga tahun atau rata-rata 25 resep sehari. Akibatnya, 3 orang pasiennya pun meregang nyawa.
Vu Nguyen (29 tahun) dari Lake Forest, Steven Ogle (25 tahun) dari Palm Desert, dan Joseph Rovero III (21 tahun) dari San Ramon adalah korban dr Tseng yang diberi obat resep untuk mengobati gejala kecemasan.
Menurut catatan Osteopathic Medical Board, dr Tseng tidak memeriksa ketiga pasiennya sesuai dengan pedoman dan tetap memberi obat berbahaya tanpa alasan medis yang jelas.
Obat resep yang membuat kecanduan seperti oxycodone dan hydrocodone adalah obat yang diduga memicu kematian 3 pasien tersebut. Tseng diduga mengetahui bahwa resep yang diberikan dapat menyebabkan kematian.
Jaksa menuntutnya dengan tuduhan pembunuhan tingkat 2 dan 21 tuduhan kejahatan lainnya terkait dengan pemberian resep obat tanpa kebutuhan medis yang sah.
"Kasus ini di luar apa pun yang pernah kami lihat. Dr Tseng dengan sengaja meresepkan obat lebih dari yang diperlukan tanpa alasan medis. Kejahatan ini akan ditindak tegas, tapi kami akan tetap melakukan penyelidikan sebelum tuduhan serius dapat diajukan," kata jaksa penuntut distrik Los Angeles, Steve Cooley seperti dilansir Los Angeles Times, Kamis (22/3/2012).
Tseng saat ini sedang ditangguhkan penahanannya dengan jaminan uang sebesar pada 3 juta US atau Rp 27,5 Miliar. Jika terbukti bersalah, Tseng akan dijebloskan ke dalam penjara seumur hidup.
Kasus serupa juga terjadi di Las Vegas, Amerika Serikat. Dr Harriston L. Bass baru-baru ini ditangkap dengan tuduhan pembunuhan setelah seorang pasien yang diberi resep meninggal.
Kantor Kejaksaan Agung di Nevada melakukan penyelidikan menyeluruh selama enam bulan sebelum memberikan tuduhan pembunuhan tingkat 2.
"Ada hal baru yang harus diperhatikan mengenai kasus penyalahgunaan pil ini, yaitu sang dokter sendiri lah yang membuat pasiennya menjadi pecandu," kata Steven Clark, analis hukum dari South Bay, California.
Sumber: detik.com