Kericuhan yang dikarenakan persoalan sepele ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga terjadi di negara tetangga Malaysia. Satu penyerangan terjadi di restoran cepat saji, KFC di outlet i-City, Shah Alam, Malaysia menimbukan perdebatan dan isu kerusuhan berbau SARA.
Pihak berwenang dan anggota parlemen setempat ikut turun tangan dan buru-buru mengatasi keadaan dengan mengadakan temu pers seraya menegaskan kericuhan itu hanya bermotif “kelaparan” dan “bukan rasisme”.
Pihak berwenang dan anggota parlemen setempat ikut turun tangan dan buru-buru mengatasi keadaan dengan mengadakan temu pers seraya menegaskan kericuhan itu hanya bermotif “kelaparan” dan “bukan rasisme”.
Kehebohan terjadi karena adegan penyerangan itu direkam video dan diupload ke situs jejaring sosial Youtube, sehingga tersebar ke seantero Malaysia. Bahkan dunia.
Menurut saksi, yang hanya ingin dikenal sebagai Jes6366, dan merekam adegan 28 detik itu, penyerangan dilakukan staf KFC kepada pengunjung yang kesal.
Tayangan video itu beredar segera memancing debat sengit, di media sosial di antara mereka memihak antara pelanggan dan para pekerja, yang kemudian segera mengarah ke tuduhan rasisme.
Warga yang memakai identitas Jes6366, dan antri untuk mendapatkan hidangan ayam goreng , mengatakan tidak ada penghinaan rasial telah dilemparkan kedua belah pihak.
“Tidak ada kata-kata rasial yang disebutkan dalam keributan itu. Tapi Danny memang bicara dengan suara keras dan mungkin itulah yang memprovokasi pekerja KFC dan membuatnya marah,” katanya dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Selangor Pakatan Rakyat (PR) anggota parlemen setempat.
Menurut saksi, yang hanya ingin dikenal sebagai Jes6366, dan merekam adegan 28 detik itu, penyerangan dilakukan staf KFC kepada pengunjung yang kesal.
Tayangan video itu beredar segera memancing debat sengit, di media sosial di antara mereka memihak antara pelanggan dan para pekerja, yang kemudian segera mengarah ke tuduhan rasisme.
Warga yang memakai identitas Jes6366, dan antri untuk mendapatkan hidangan ayam goreng , mengatakan tidak ada penghinaan rasial telah dilemparkan kedua belah pihak.
“Tidak ada kata-kata rasial yang disebutkan dalam keributan itu. Tapi Danny memang bicara dengan suara keras dan mungkin itulah yang memprovokasi pekerja KFC dan membuatnya marah,” katanya dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Selangor Pakatan Rakyat (PR) anggota parlemen setempat.
Danny Ng, pria yang diserang dalam insiden itu, tampil dalam jumpa pers dan mendesak agar masyarakat tenang tenang, dan meminta masyarakat tidak mengobarkan sentimen rasial.
Menurut Jes6366, Ng dan istrinya telah meninggalkan outlet KFC sebelumnya tetapi tidak puas, lalu Danny Ng kembali untuk menuntut permintaan maaf dari staf KFC. Yang didapat justru pekerja dapur KFC keluar menghajar Danny Ng.
“Saat itu, ada sekitar 40 orang yang menunggu untuk membeli ayam goreng, tapi KFC sudah keluar dari ayam meskipun jam menunjukkan bahwa hanya 21:30.
“Pelanggan yang mengeluh karena ada ayam tidak lebih dan ada suara tidak puas dari dapur. Tiba-tiba, para pekerja KFC keluar memegang batang logam, “dia terkait kepada wartawan.
“Tapi manajer KFC yang hadir tidak mengambil tindakan apapun. Sebaliknya, ia hanya duduk di dapur, “tambahnya.
Kericuhan itu segera menarik perhatian parlemen yang mengirimkan anggotanya untuk meredam ketegangan, dan mendesak warga Malaysia agar tidak menjadikannya pertengkaran rasial.
Polisi setempat juga langsung melakukan olah TKP, meminta keterangan korban dan menjemput pelaku. KFC belum mengeluarkan pernyataan publik atas insiden tersebut.(
Sumber: poskotanews.com