Kabar yang disampaikan artis Dinda Hauw sampai juga ke mantan pembantu Presiden SBY, Yusril Ihza Mahendra. Yakni kabar rencana Presiden SBY akan bermain film berjudul 'Pesan Sang Jenderal'. Juru Bicara Presiden SBY, Julian Pasha mengaku belum tahu rencana tersebut.
Namun pernyataan Dinda Hauw kemudian langsung dibantah oleh Eksekutif Produser film Tri Bayu Aribowo. Tri Bayu mengaku tidak pernah bermimpi untuk melibatkan presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY).
Bayu menegaskan, informasi SBY akan bermain yang akan diproduksi olehnya, seperti penuturan Dinda Hauw, adalah salah.
Dinda sebelumnya, mengaku kaget. Mendapat kabar film yang akan dibintanginya bersama Presiden SBY. Dengan antusias, Dinda kemudian berujar, beberapa menteri dan bupati akan ikut serta main dalam film yang mengisahkan seorang anak yang ingin menyampaikan aspirasi rakyat kepada sang presiden.
Terlepas mana yang benar, apakah sang artis dengan polosnya mengatakan SBY akan main film, atau Tri Bayu Aribowo, kini isu soal SBY main film tersebut menjadi polemik.
Namun Yusril menyarankan kepada Presiden SBY agar jangan menerima bila tawaran itu memang benar adanya. Apalagi, saat ini negara dan bangsa sedang kisruh.
"Presiden alangkah lebih baik fokus dan serius bekerja. Main film itu, apalagi peran utama, akan menyita banyak waktu, tenaga dan pikiran. Sisa waktu SBY menjadi presiden tinggal dua tahun," kata Yusril.
Menurut Yusril, waktu yang tersisa, alangkah lebih baik dimanfaatkan untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik bagi negara ini.
"Beliau harus meninggalkan kenangan keberhasilan membangun bangsa dan negara, bukan dengan membangun citra lagi dengan film. Belum tentu, film itu disukai rakyat sebagai penonton," saran Yusril.
Harapan sama seperti Yusril, juga disampaikan oleh Koordinator Investigasi dan Advokasi Seknas FITRA, Ucok Sky Khadafi. Ia berharap, kabar Presiden SBY akan main film, tidaklah benar.
"Kalau SBY jadi main film, berarti SBY bukan sebagai yang menelurkan solusi untuk memecahkan persoalan bangsa dan negara ini. Rakyat sangat butuh hal kongkrit atas permasalahan bangsa sekarang ini," ujar Ucok.
Bayu menegaskan, informasi SBY akan bermain yang akan diproduksi olehnya, seperti penuturan Dinda Hauw, adalah salah.
Dinda sebelumnya, mengaku kaget. Mendapat kabar film yang akan dibintanginya bersama Presiden SBY. Dengan antusias, Dinda kemudian berujar, beberapa menteri dan bupati akan ikut serta main dalam film yang mengisahkan seorang anak yang ingin menyampaikan aspirasi rakyat kepada sang presiden.
Terlepas mana yang benar, apakah sang artis dengan polosnya mengatakan SBY akan main film, atau Tri Bayu Aribowo, kini isu soal SBY main film tersebut menjadi polemik.
Namun Yusril menyarankan kepada Presiden SBY agar jangan menerima bila tawaran itu memang benar adanya. Apalagi, saat ini negara dan bangsa sedang kisruh.
"Presiden alangkah lebih baik fokus dan serius bekerja. Main film itu, apalagi peran utama, akan menyita banyak waktu, tenaga dan pikiran. Sisa waktu SBY menjadi presiden tinggal dua tahun," kata Yusril.
Menurut Yusril, waktu yang tersisa, alangkah lebih baik dimanfaatkan untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik bagi negara ini.
"Beliau harus meninggalkan kenangan keberhasilan membangun bangsa dan negara, bukan dengan membangun citra lagi dengan film. Belum tentu, film itu disukai rakyat sebagai penonton," saran Yusril.
Harapan sama seperti Yusril, juga disampaikan oleh Koordinator Investigasi dan Advokasi Seknas FITRA, Ucok Sky Khadafi. Ia berharap, kabar Presiden SBY akan main film, tidaklah benar.
"Kalau SBY jadi main film, berarti SBY bukan sebagai yang menelurkan solusi untuk memecahkan persoalan bangsa dan negara ini. Rakyat sangat butuh hal kongkrit atas permasalahan bangsa sekarang ini," ujar Ucok.
Sumber: id.berita.yahoo.com