Pembunuhan seperti yang dilakukan Mujianto alias Menthok alias Genthong (24) kepada enam orang teman kencannya bisa dilakukan siapa saja. Kasus Mujianto kebetulan terjadi di komunitas gay.
"Ini kebetulan terjadi di kelompok gay," ujar ahli psikologi forensik Universitas Surabaya, Yusti Probowati, Kamis (16/2/2012).
Dia menjelaskan orang di luar komunitas gay pun bisa saja menjadi pelaku kasus semacam itu. Hanya saja di tengah masyarakat kerap ada pendapat yang mengakitkan kasus pembunuhan dalam jumlah banyak dilakukan oleh pelaku yang gay.
"Memang sering kali dikaitkan dengan komunitas gay," imbuh
Dalam teori psikologi, Mujianto disebut memiliki kecenderungan psikopat dan antisosial sehingga sikapnya cenderung tidak mengikuti aturan-aturan yang ada.
Seseorang yang masuk dalam ketegori psikopat cenderung tidak mengikuti aturan yang ada dan memiliki egosenteris yang sangat tinggi. "Pasti ada yang salah dari masa kecil dia (Mujianto) sehingga aturan itu tidak dipahami scara baik," kata Yusti.
Sifat egosentris yang dimiliki oleh Mujianto membuat dirinya sering merasa tergangggu dengan kondisi yang tidak cocok dengan dirinya, termasuk dengan rasa cemburu yang besar.
"Egosentrisnya tinggi yang menyebabkan dia melakukan hal yang di luar batas. Itu yang terjadi," ucapnya.
Mujianto dalam pengakuannya ke polisi telah meracuni 15 orang, namun yang baru terungkap 6 orang. Kasus ini terungkap setelah dua korban selamat, Muhammad Fais (28) dan Sumartono (47), melapor ke polisi. Pelaku dibekuk di rumah J, Desa Sonopatik, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk. Di tempat itu, pelaku pernah bekerja sebagai pembantu dan merangkap sebagai pasangan homo J.
Dia menjelaskan orang di luar komunitas gay pun bisa saja menjadi pelaku kasus semacam itu. Hanya saja di tengah masyarakat kerap ada pendapat yang mengakitkan kasus pembunuhan dalam jumlah banyak dilakukan oleh pelaku yang gay.
"Memang sering kali dikaitkan dengan komunitas gay," imbuh
Dalam teori psikologi, Mujianto disebut memiliki kecenderungan psikopat dan antisosial sehingga sikapnya cenderung tidak mengikuti aturan-aturan yang ada.
Seseorang yang masuk dalam ketegori psikopat cenderung tidak mengikuti aturan yang ada dan memiliki egosenteris yang sangat tinggi. "Pasti ada yang salah dari masa kecil dia (Mujianto) sehingga aturan itu tidak dipahami scara baik," kata Yusti.
Sifat egosentris yang dimiliki oleh Mujianto membuat dirinya sering merasa tergangggu dengan kondisi yang tidak cocok dengan dirinya, termasuk dengan rasa cemburu yang besar.
"Egosentrisnya tinggi yang menyebabkan dia melakukan hal yang di luar batas. Itu yang terjadi," ucapnya.
Mujianto dalam pengakuannya ke polisi telah meracuni 15 orang, namun yang baru terungkap 6 orang. Kasus ini terungkap setelah dua korban selamat, Muhammad Fais (28) dan Sumartono (47), melapor ke polisi. Pelaku dibekuk di rumah J, Desa Sonopatik, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk. Di tempat itu, pelaku pernah bekerja sebagai pembantu dan merangkap sebagai pasangan homo J.
Sumber: news.detik.com