Dedi Supriadi, 26 tahun dan Andri, 26 tahun, warga Cilingcing, Jakarta Utara, tewas setelah disiram air keras saat belajar debus alias ilmu kebal tubuh di Serang, Banten. Sedangkan Rohman Abdurohman, 30 tahun, juga warga Cilingcing, Jakarta Utara mengalami luka melepuh di lengan kananya.
Peristiwa terjadi saat Dedi, Andri, Rohman dan Hendro, 28, datang ke Banten dan menemui Abah Jaenul untuk belajar ilmu kekebalan tubuh pada Minggu 19 Februari 2012. Ketika datang ke rumah Abah Jaenul, pada pukul 20.30, keempat pemuda itu menyampaikan keinginanya belajar ilmu kekebalan tubuh.
Abah Jaenul diketahui keempat pemuda tersebut sebagai orang sakti. Abah lalu menggelar ritual dan memandikan para pemuda itu dengan air mantera dan dicampur bunga tujuh rupa. Usai dimandikan, keempat pemuda itu langsung diuji dengan air keras secara bergantian.
Andri dan Dedi mendapat giliran pertama dicuci tangannya dengan air keras oleh Abah. Setelah itu, Abah mengguyur badan kedua pemuda itu dengan air keras. Setelah itu, giliran Rohman dan Hendra menjalani prosesi sama. Ketika Rohman menjalani prosesi cuci tangan dengan air keras, Dedi dan Andri kelojotan akibat reaksi air keras yang membasahi tubuh. Mereka berlonjatan dan nyemplung ke empang tak jauh dari tempat ritual.
Dedi dan Andri melolong kesakitan. Si Abah, Rohman dan Hendro membawa temannya itu ke klinik di sekitar Kelurahan Sukawana. Karena kondisinya kritis korban langsung di bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Serang. Dalam perjalanan ke RSUD Serang, keduanya telah tewas.
Rohman mengatakan ingin belajar debus karena mendengar kabar kehebatan Abah Jaenul. Keponakan Abah, Dedi mengatakan pamanya bisa memberikan ilmu debus. Keempat pemuda itu lalu meminta Dedi mengantarkan ke Banten dan bertemu Abah Jainul. "Awalnya kami datang mau belajar ilmu debus," kata Rohman, Senin, 20 Februari 2012. "Saya tidak nyangka kalau dua teman saya tewas."
Polisi melakukan olah TKP dan menyita barang bukti seperti kain kafan, tongkat bergambar ular, golok, dan sisa air keras. Kasat Reskrim Polres Serang Ajun Komisaris Hadi Santoso mengatakan masih menyelidiki kasus tersebut.
Abah Jaenul diketahui keempat pemuda tersebut sebagai orang sakti. Abah lalu menggelar ritual dan memandikan para pemuda itu dengan air mantera dan dicampur bunga tujuh rupa. Usai dimandikan, keempat pemuda itu langsung diuji dengan air keras secara bergantian.
Andri dan Dedi mendapat giliran pertama dicuci tangannya dengan air keras oleh Abah. Setelah itu, Abah mengguyur badan kedua pemuda itu dengan air keras. Setelah itu, giliran Rohman dan Hendra menjalani prosesi sama. Ketika Rohman menjalani prosesi cuci tangan dengan air keras, Dedi dan Andri kelojotan akibat reaksi air keras yang membasahi tubuh. Mereka berlonjatan dan nyemplung ke empang tak jauh dari tempat ritual.
Dedi dan Andri melolong kesakitan. Si Abah, Rohman dan Hendro membawa temannya itu ke klinik di sekitar Kelurahan Sukawana. Karena kondisinya kritis korban langsung di bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Serang. Dalam perjalanan ke RSUD Serang, keduanya telah tewas.
Rohman mengatakan ingin belajar debus karena mendengar kabar kehebatan Abah Jaenul. Keponakan Abah, Dedi mengatakan pamanya bisa memberikan ilmu debus. Keempat pemuda itu lalu meminta Dedi mengantarkan ke Banten dan bertemu Abah Jainul. "Awalnya kami datang mau belajar ilmu debus," kata Rohman, Senin, 20 Februari 2012. "Saya tidak nyangka kalau dua teman saya tewas."
Polisi melakukan olah TKP dan menyita barang bukti seperti kain kafan, tongkat bergambar ular, golok, dan sisa air keras. Kasat Reskrim Polres Serang Ajun Komisaris Hadi Santoso mengatakan masih menyelidiki kasus tersebut.
Sumber: id.berita.yahoo.com