Hidup di kota besar memang kadang tak bisa lepas dari macetnya jalan
yang harus dilalui. Selain bikin stres, ternyata sering terkena macet
bisa mempengaruhi otak seseorang.
Terlalu sering menghadapi kemacetan dan polusi udara bisa berdampak serius terhadap kesehatan fisik (berbagai penyakit mulai dai flu biasa, batuk, gangguan paru-paru), mental (mudah lelah, stres, gangguan emosional) dan kadang menyebabkan perubahan DNA.
Pada dasarnya macetnya lalu lintas bisa berdampak hampir di seluruh tubuh, namun salah satu dampak yang menjadi sorotan adalah efek di otak. Berikut ini beberapa dampak macet bagi otak, seperti dikutip dari Buzzle, Jumat (23/12/2011) yaitu:
Terlalu sering menghadapi kemacetan dan polusi udara bisa berdampak serius terhadap kesehatan fisik (berbagai penyakit mulai dai flu biasa, batuk, gangguan paru-paru), mental (mudah lelah, stres, gangguan emosional) dan kadang menyebabkan perubahan DNA.
Pada dasarnya macetnya lalu lintas bisa berdampak hampir di seluruh tubuh, namun salah satu dampak yang menjadi sorotan adalah efek di otak. Berikut ini beberapa dampak macet bagi otak, seperti dikutip dari Buzzle, Jumat (23/12/2011) yaitu:
1. Penurunan kemampuan mental
Para ilmuwan di Belanda menuturkan terpapar asap kendaraan akibat macet selama 30 menit mengarah ke intensifikasi aktivitas listrik di otak.
Hal ini bisa menyebabkan perubahan dan kerusakan perilaku serta kepribadian akibat kerusakan logika dan pengambilan keputusan serta tingkat stres yang tinggi. Paparan macet selama 90 hari sudah cukup untuk mengubah DNA.
2. Alzheimer, gangguan memori dan Parkinson
Peneliti di Boston mengungkapkan paparan asap knalpot dan partikel-partikel dari polusi bisa menyebabkan peradangan di bagian-bagian tertentu otak yang bisa memicu Alzheimer, gangguan memori dan Parkinson.
3. Masalah akibat karbon monoksida
Karbon monoksida bisa mengikat diri dengan hemoglobin sehingga mengurangi volume oksigen yang mencapai jantung dan otak, sehingga secara signifikan mempengaruhi fungsi otak dan refleks tubuh.
4. Intermittent Explosive Disorder
Psikolog menuturkan kondisi ini adalah ekspresi kemarahan yang ekstrem, salah satu penyebabnya akibat kemacetan di jalan. Hal ini bisa mempengaruhi kondisi tubuh secara menyeluruh termasuk otak.
5. Traffic Stress Syndrome
Situasi ini ditandai dengan beberapa gejala fisik seperti telapak tangan berkeringat, peningkatan denyut jantung, sakit kepala dan mual, sehingga mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan.
6. Gangguan neuroplasticity
Polusi udara yang buruk secara signifikan menjadi penghalang asupan darah ke otak, korteks serebral dan sel glia di otak, yang semuanya bisa menyebabkan gangguan jangka panjang. Paparan polusi udara cenderung berdampak parah pada IQ anak-anak serta meningkatkan risiko epilepsi.
Sumber: detikhealth.com