Pernahkah Anda melihat seorang anak yang ketakutan terhadap sesuatu,
misalnya takut naik tangga atau hujan? Selain karena trauma, ketakutan
anak yang seperti itu juga bisa dipengaruhi karena dulunya ia sering
dilarang oleh orang tuanya. Bagaimana bisa?
"Sampai berusia tiga
tahun, anak belum memiliki filter karena dia belum memiliki pikiran
sadar, sehingga apa yang dikatakan orang tua itu selalu benar buat dia.
Ibaratnya hard disk, pikirannya kosong dan itu tergantung dari
programmernya, yaitu orang di sekitarnya," papar hipnoterapis Dr Adi W
Gunawan, CCH.
Maka dari itu, ketika anak dilarang oleh orang
tuanya, misalnya tidak boleh naik tangga karena berbahaya dan bisa
mengakibatkan jatuh, nantinya saat dewasa si anak bisa saja takut untuk
naik tangga. Tak hanya itu, penilaian pada anak pun bisa mempengaruhi
perkembangannya saat dewasa.
"Si anak bisa tidak percaya diri
atau seperti fobia saat dia mau melakukan sesuatu. Contohnya dia takut
dan tidak pede saat mengerjakan soal matematika karena orang tuanya
sudah men-judge kalau dia itu kurang pintar di matematika," jelas Adi.
Hal
tersebut disampaikan Adi dalam Media Workshop 'Menavigasi Pikiran
dengan Hipnoterapi Klinis' di Mercantile Athletic Club, Gedung WTC II,
Karet Setiabudi, Jakarta, dan ditulis pada Kamis (14/11/2013).
"Maka
dari itu sebaiknya orang tua itu berbicara yang baik-baik pada
anaknya," ujar Adi. Nah, hipnoterapi bisa jadi cara untuk mengatasinya.
Jika memang si anak masih berusia lima tahun ke bawah maka cara yang
dilakukan adalah memberi sugesti.
Selain itu, orang tua juga
perlu berubah dengan berhenti berbicara yang tidak tepat dan terus
memberi anak input yang positif. Namun, ketika si anak sudah dewasa,
menurut Adi prosesnya akan lebih sulit. Sebab, si anak harus 'dibawa' ke
masa kecilnya ketika ia mendapat input negatif dari orang tua, melalui
pikiran bawah sadarnya.
"Waktu dia berada di masa kecilnya, itu
baru si orang tua mengubah statementnya saat itu juga. Enggak bisa orang
tua mengubah statementnya waktu si klien ini berada di waktu dia
dewasa, ibarat data itu kan datanya saat dia kecil, jadi dia tidak bisa
menerima ketika dia dewasa," papar Adi.
Ia juga mengingatkan,
bahwa hipnoterapi berusaha menggali kapan munculnya masalah yang dialami
seseorang, termasuk ketika masalah itu muncul saat si klien masih
anak-anak dengan cara ia dibuat serileks mungkin hingga bisa menembus
pikiran bahwa sadarnya.
"Klien dalam keadaan sadar sepenuhnya,
hanya saja kita mencoba menembus pikiran bawah sadarnya karena pikiran
bawah sadar menentukan hampir semua keputusan, tindakan, emosi, dan
perilaku kita," kata Adi.
sumber : detik.com