Aktor Eza Gionino menjalani lanjutan sidang kasus penganiayaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, (10/4/2013), siang, dengan agenda mendengarkan keterangan saksi korban, Ardina Rasti, yang tak lain adalah bekas kekasihnya.
Bintang sinetron "Putih Abu-abu 2" itu, tampak gelisah. Ia bahkan sempat menepuk jidatnya tatkala mendengarkan keterangan Ardina Rasti yang menjadi saksi korban penganiayaan. Namun, ia berusaha tetap tenang dengan menatap Rasti.
Dalam keterangannya, Rasti menceritakan penganiayaan yang dialaminya. Eza melakukan tindakan kekerasan itu karena cemburu setelah mengetahui percakapan antara Rasti dengan seorang sutradara via Blackberry.
"Terdakwa marah, emosional, dan melakukan kekerasan. Disinyalir terdakwa cemburu dengan pckpan saya dan sutraadara yang sebenarnya bahas akan buat video klip saya dan terdakwa," terangnya di ruang sidang.
Rasti kembali menjelaskan bahwa dalam kejadian itu, Eza Gionino membanting blackberry miliknya. Rasti terkejut. Eza kemudian memaki-makinya sembari menenggak bir kaleng.
"Setelah itu dia menonjok dinding. Ada batu bata dia tonjok, dia tonjok dinding sambil marah-marah. Dia jalan ke kolam renang, angkat meja lemparkan ke kolam renang. Saya kaget, menangis, minta tolong," terangnya.
Tak berhenti sampai di situ, Eza menghampiringa sembari membawa kursi. Kursi itu kemudian dilemparkan ke pintu belakang sampai kaca pecah.
"Saya menangis, dai maki-maki saya. Dia pegang bahu saya, tonjok muka saya dua kali. Pakai tangan kiri cengkram bahu, tangan kanannya tonjok ke arah kuping kiri, sampai kuping pengang," ucapnya.
Rasti melontarkan kalimat dengan sekuat tenaga untuk menghentikan perbuatan Eza. "Sekalian saja bunuh saya kalau gini caranya," ucapnya sembari terhuyung. Ia kemudian terjatuh ke lantai yang penuh pecahan kaca.
Namun, Eza semakin marah dan memakinya. Eza menendang perutnya. "Dia datang, menendang berkali-kali sampai saya pingsan. Kena rusuk kiri dan perut. Saya meringkuk, nangis ditendang berkali-kali, pingsan," tandasnya.
Sumber: tribunnews.com